A joke

2K 321 29
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie hanya menatap kesal miyeon di hadapannya.

Jennie senang saat tetap di traktir makan siang oleh miyeon tapi apa perlu membawa kekasihnya?

Jennie merasa terkucilkan cho miyeon.

Jennie hanya sibuk memakan makanannya dan mengacuhkan adegan romantis di depannya.

"Oh ya jennie-ssi, bagaimana kabar kekasihmu?"

Jennie mendongak menatap seorang yeh shuhua yang tersenyum padanya dan sempat bertanya padanya.

Huh akhirnya ada yang mengajak dirinya berbicara,

"Akh mm...dia sudah baik baik saja."jawab jennie sedikit memberi senyum.

Shuhua mengangguk paham dan melipat tangannya di meja dan menatap serius jennie,

"Maafkan aku, jennie-ssi tapi sepertinya berkas itu tidak tersimpan disini."

"N-nde?" Jennie jelas terkejut dengan perkataan shuhua. Bukankah rose bilang berkas itu ada di seoul?

"Maksudku, aku sempat menemukannya dan benar ada disini. Tapi sepertinya sudah di pindahkan." Timpal shuhua kembali membuat jennie menghela nafas kasar.

Kalau seperti ini bagaimana urusan rose cepat selesai? Ia ingin kekasihnya itu menjauh dari iblis sialan itu!

"Aku akan mencoba mencarinya lagi. Tenang saja jennie-ssi."

Jennie tersenyum tipis dan mengangguk, "terima kasih, shuhua. Cukup panggil aku jennie" tukas jennie dan shuhua mengangguk mengerti.

Drtt!! Drt!!

Pandangan ketiganya teralihkan pada ponsel jennie yang tergeletak di samping gadis itu.

"Whoo~ kekasihnya sedang mengajak panggilan video." Goda miyeon dan jennie hanya tersenyum tipis,

Ia mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan video dari rose .

"Selamat siang~ park jennie"

Jennie mengerjap dan tak lama pipinya memerah, belum juga apa apa tapi roseanne telah menggodanya.

"Ups~ shuhua kita harus tinggalkan mereka berdua dulu." Ucap miyeon dan shuhua mengangguk.

Miyeon beranjak bersama shuhua meninggalkan jennie yang masih tersipu malu.

"Oh? Apa tadi itu miyeon?"

"E-eoh!"

"Dan ia mendengar apa yang aku bilang tadi?"

"E-eoh!"

Rose di seberang sana mengerutkan dahinya bingung melihat jennie yang sendari tadi sedikit menunduk.

"Kau tidak perlu menutupi wajah malumu karena itu sangat menggemaskan!"

Jennie berdecak samar dan menatap cemberut rose.

"Wae wae? Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Dasar playgirl!" Seru jennie membuat rose membulatkan matanya lebar,

"Naya!?"

"Iya!!"

"oh jelas karena aku hanya playgirl padamu saja."

Jennie mendengus tak percaya dan tertawa hambar, "dasar tupai!"

Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang