Melbourne

11.9K 660 36
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Katakan selamat datang di melbourne, jennie~"

Jennie melirik tajam kakaknya yang terlihat senang, "hentikan!"

Jiso tertawa kecil melihat jennie yang kesal padanya

Hari ini mereka berada di melbourne, australia

Memilih kota ini sebagai tempat liburan dan sekaligus mengunjungi sepupu mereka yang sedang kuliah

Sedikit bagus, karena mereka bisa tinggal di rumah sepupu mereka dari pada tinggal di hotel dan mengeluarkan uang yang cukup banyak? No! Jiso memegang erat kata menghemat, padahal orang tua mereka bisa memberikan uang lagi

"Dimana dia? Kau tak menyuruh dia untuk menjemput kita eonnie?" tanya jennie dan jiso menggeleng

"Aniyo! Aku menyuruhnya menjemput kita"jawab jiso lalu beralih menatap ponselnya mengirim pesan pada sepupunya kembali

"Akanku habisi bocah itu nanti" celetuk jennie kesal lalu ia mendengus kasar

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh arah sembari menunggu jiso menelpon sepupunya kembali

Jennie merasa kagum sembari menatap betapa ramainya kota melbourne ini

Hanya sekedar ingin melihat lihat tapi pandangan jennie jatuh pada seorang gadis yang baru keluar dari sebuah toko buku

Jarak antara bandara dan toko buku itu cukup jauh tapi jennie tetap bisa melihat jelas seorang gadis berambut pirang yang di ikat half ponytail yang sedang berjalan menjauh dari sana sambil mendorong sepeda putih gunung milik gadis itu

Jennie menggelengkan kepalanya, ada apa ini? Kenapa tiba tiba pemikirannya tentang seorang gadis yang tak ia kenal sama sekali?

Saat jennie kembali menatap gadis itu ternyata gadis itu juga menatapnya balik

Shit. Jennie merasa malu tertangkap basah oleh gadis tinggi itu karena terus melihatnya

Jennie tersenyum kaku dan sedikit membungkuk pada gadis itu

Gadis berambut pirang itu juga membungkuk lalu tersenyum simpul pada jennie

Deg!

Deg!

Deg!

Jennie menelan pelan salivanya dan memegang dada kirinya

Jantungnya berdetak dengan cepat

Hatinya meluluh

Pipinya menjadi bersembur merah

Jennie...tersipu malu?

Jennie menunduk dan mengibas ibas kedua tangannya di depan wajahnya

"Hentikan jennie! Kau kenapa?"batin jennie

"Apa...kau menyukainya? Akh tidak tidak! Dia hanya tersenyum padamu, kenapa kau begini?" batinnya kembali meracau

"Jennie!!"

"Nde?" jennie langsung menegakkan kepalanya saat jiso berteriak padanya

"Kau ini! Aku sudah dari tadi memanggilmu" kesal jiso dan jennie hanya mengelus tengkuknya

"Kau sakit?" tanya jiso memegang kedua pundak jennie agar menghadap dirinya

"A-aniyo, a-aku baik baik saja"

Jiso mengerutkan dahinya bingung lalu berpindah menangkup kedua pipi jennie

"Pipimu hangat dan merah, kau benar benar tidak sakit kan, jen?"

Jennie berdecak kesal lalu menepis pelan kedua tangan jiso

"Aku tidak apa apa eonnie" jawab jennie dengan sedikit kesal

Matanya kembali menatap ke arah toko buku tadi, akh gadis tadi menghilang

Entah kenapa jennie merasa sedih, bahunya merosot lesu dan ekspresinya mendadak cemberut

"Jennie aku rasa kau benar benar sakit? apa kita perlu ke dokter?"

Jennie memutar matanya jengah dan menarik kopernya

"Taxi!" jennie berteriak menghentikan salah satu taxi

Supir taxi itu keluar dan tersenyum pada jennie lalu mengambil koper jennie dan memasukkannya ke dalam bagasi

Jennie merebut koper milik jiso dari tangan kakaknya itu lalu memberikannya pada supir taxi tersebut

"Ya! Kita harus-"

"Aku tak bisa menunggu lagi! Aku akan memberi ia pelajaran" potong jennie dengan ekspresi kesal

Jika sudah seperti ini ya jiso bisa apa? Ia hanya akan merasa kasihan saja nanti pada sepupunya

Mereka langsung menaiki taxi tersebut dan keluar dari daerah bandara

~~~

the beginning is really really weird

Kalian suka kah?

Kalau enggak ya unpublish ajlah😐









Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang