Crazy Mind

4.6K 583 38
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aku mendapat libur 2 hari di kampusku, jadi kalian ingin libur kemana?" tanya heejin menatap jiso yang sedang bermain game di komputer miliknya dan jennie yang duduk di beanbag berwarna hitam di depannya

Jennie yang sibuk dengan ponselnya menoleh ke arah heejin yang bertanya

Ia menaruh ponselnya di nakas kecil yang berada di sampingnya lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "kami bukan orang sini, heejin. Jadi seharusnya kau yang menrekomendasi tempat tempat bagus untuk di kunjungi" jawab jennie

Heejin hanya mendengus samar, yang berniat ingin liburan siapa yang kesulitan siapa

jeon heejin stay calm

"Jiso eonnie?"panggil heejin

"Hm?"sahut jiso tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer di depannya

"Ada tempat yang ingin kau kunjungi di melbourne?" tanya heejin

Jiso mempause gamenya lalu memutar kursi berodanya menghadap heejin dan jennie

"Flinders street kau tau kan? Jalan itu sangat banyak arsitektur yang sangat menawan. Aku ingin ke sana"

Heejin tersenyum dan mengangguk, "kita akan kesana besok. Sekaligus mengunjungi sungai yarra kebetulan jalannya sejajar"timpal heejin dan di angguk setuju oleh jiso

"Bagaimana eonnie?" heejin beralih menatap jennie yang sendari tadi mendengar percakapan mereka

"Baiklah besok kita ke sana"

Heejin dan jiso bertos ria dan tertawa, "bagus!" seru mereka senang

Jennie tersenyum tipis dan berdiri, "aku akan ke kamar dulu" ucapnya dan di angguk jiso dan heejin

"Selamat malam eonnie"

"Selamat malam jennie"

Jennie mengangguk dan berjalan ke arah kamarnya

"Hah~" jennie menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dan menatap langit langit kamarnya yang berwarna biru muda

"Ck! Kenapa gadis itu selalu menghantui pikiranku sejak tadi?"

Jennie mengusap kasar wajahnya, senyum gadis berambut pirang itu membuat jennie gila

Senyumnya sangat manis dan menawan sekali walaupun senyum itu hanya terlihat dari jauh

Jennie tak pernah seperti ini, maka dari itu ia bingung kenapa ia bisa seperti ini

Tak lama ia terkekeh sendiri seperti orang gila, "aku mungkin orang gila jika menghampiri gadis itu dan mengajaknya berkenalan"gumam jennie

Pikiran jennie itu mendadak aneh, berfikir tentang ingin mengenal gadis yang sama sekali tak ia kenal

Berfikir mereka mendadak dekat

Berfikir mereka berpacaran lalu berci-

Oh shit! Jennie dengan segera menggeleng kepalanya keras lalu memukul pelan kepalanya

"Sadarlah jennie sadarlah! Kenapa kau menjadi gila seperti ini"

Jennie mengambil bantal dan menutupi wajahnya

oh my god! Jennie membayangkan hal yang terduga

"Kenapa aku membayangkan aku menciumnya!!" teriak jennie terpendam dengan bantal yang menutupi wajahnya

Sudah di pastikan pipi gadis itu memerah sekarang, jennie malu sendiri sekarang. Sangat

~~~

"Yo! Rose"

Rose menatap malas sahabatnya yang baru saja masuk ke dalam kamarnya

"Aku tak pernah mengizinkanmu masuk ke kamarku, lalisa choi?"

"Kembalikan kameraku!!"seru lisa langsung kesal dengan ucapan rose yang tak menyambut dirinya dengan baik

Rose terkekeh dan menaruh ponselnya di nakas, "aku bercanda lisa, aku bercanda"

Lisa mendengus lalu duduk di tepi ranjang king size milik rose

"Aku serius, aku kesini ingin mengambil kameraku?" ucap lisa

Rose menyilangkan kakinya dan menatap lisa dengan bibir cemberut

"Hentikan! Kau terlihat aneh seperti itu"Ucap lisa menatap jengah rose yang tambah mengerucut bibirnya

Lisa memutar malas matanya melihat rose yang membujuknya dengan cara yang amat kekanak kanakan

"Arraseo! 3 hari saja"

Rose langsung tersenyum senang dan mengangguk, "aku perlu untuk besok"

"Apa yang ingin kau lakukan besok?" tanya lisa membaringkan tubuhnya di samping rose

"Aku ingin mempotret sesuatu di pusat kota, kau ingin ikut?" tanya rose dan lisa menggeleng

"Aku harus mengurus studio galleryku"

"Kau harus memajang foto fotoku lagi nanti"

Lisa mendengus, selalu saja seperti itu. Ya tapi begitulah rose bekerja dan mendapatkan uang

Menaruh foto fotonya di studio gallery lisa mampu membuat studio gallery gadis bermarga choi itu ramai

"Foto yang bagus bagus mengerti?"

Rose mengangguk, "serahkan padaku, masternim" balas rose lalu membaringkan tubuhnya di samping lisa

"Jika foto milikku mampu melebihi pengunjung sebelumnya boleh aku meminta bayaran lebih?" minta rose langsung di tatap jengkel lisa

"Ayolah aku butuh uang, untuk membeli kamera baru dari pada aku meminjam kameramu terus?" timpalnya

Lisa kembali mendengus, "lebih dari pencapaian yang di inginkanku?"ucap lisa dan langsung di angguk rose mantap

"Aku akan meramaikan studio gallery milikmu"

"Baiklah! Aku akan membayarmu lebih nanti"

~~~~






you are quiet. is the story boring? Do I need to return the publication?




Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang