Split Up

2.2K 347 31
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi hari yang masih di suguhkan oleh krystal krystal kecil yang turun ke bumi,

Rose dan lisa sekarang berada di bandara mengantar jennie dan jiso untuk pulang hari ini ke negara asal mereka.

Oh jangan lupakan seulgi, irene, dan heejin yang juga ikut mengantar kedua adik kakak itu.

"Jaga dirimu baik baik, eoh! Jangan sakit"ujar lisa mengusak pelan rambut jisoo. jisoo lantas tersenyum lalu mengangguk,

"Aku akan menjaga diriku, kau juga jaga dirimu"ucap jisoo mengelus pelan pipi lisa.

Lisa menarik pelan jisoo lalu memeluk gadis itu erat, "aku akan merindukanmu~"bisik lisa membuat jisoo terkikik geli karena deru nafas gadis itu,

"Nado".

Heejin yang berada di dekat mereka memutar malas matanya, terlalu cheesy.

"Aku kira kau sudah memilik kekasih, jeon heejin?."

Heejin mendelik kesal pada seulgi yang mengejeknya, ia mendengus pelan dan memutar malas matanya.

"Dia sudah memilikinya?" heejin dan seulgi serentak menoleh pada irene yang berdiri di samping seulgi.

Menatap heejin dengan senyum mengejek, sedangkan heejin menatap irene dengan sebelah alis terangkat.

"Mwoya?" tanya heejin.

"Hei aku tau, jika kau bersama seseorang di taman kota lalu berpelukan ya kan?",

Heejin mengerjap, ia menoleh pada jisoo dan lisa yang masih berbicara lalu kembali menatap irene,

"Dari mana kau tau?" Tanya heejin kembali dan langsung mendapat tawa nada berat dari irene.

Irene mendekat pada heejin dengan senyum miringnya, "aku melihatnya, bahkan kau hampir menciumnya"bisik irene tepat di telinga heejin membuat sepupu jennie dan jisoo itu terdiam kaku.

Irene terkikik, puas melihat ekspresi wajah heejin yang tegang.

Sedangkan seulgi yang melihat interaksi irene dan heejin hanya memasang wajah bingung.

"Ya! Apa yang kalian bicarakan? Kenapa harus berbisik?."

Irene memutar malas matanya melihat betapa bodohnya seulgi dengan wajah kebingungan seperti itu.

"Kau tidak perlu tau, lagi pula tidak ada kaitannya denganmu" ucap irene membuat bibir seulgi langsung cemberut.

Sedangkan tempat lain sedikit jauh dari yang lainnya, rose dan jennie sedang duduk di kursi tunggu.

Jennie yang sedang menyandarkan kepalanya di bahu rose dan sebaliknya rose menyandarkan kepalanya di atas kepala jennie.

Dengan tangan saling bertautan, mereka hanya diam. Sesekali saling melempar lirikan dan tersenyum tipis.

"Jangan lupa angkat teleponku, jika aku menelpon"ucap jennie dan rose mengangguk.

"Akan aku angkat tanpa harus berhati hati lagi" jawab rose di iringin kekehan kecil selanjutnya.

"Jangan lupa juga balas pesanku"

"Aku akan membalasnya, kau tidak perlu khawatir"

Jennie mendongak menatap rose lalu mencium pipi gadis itu, "kau akan menyusulkan?" Tanya jennie lantas di angguk rose.

"Jika semuanya telah selesai aku janji akan menyusul" jawab rose tanpa rasa ragu.

Jennie hanya tersenyum tipis dan memeluk rose dari samping, "aku akan sangat sangat merindukanmu"tutur jennie.

Rose berganti merangkul jennie dan mengusap bahu gadisnya.

Setelah itu sebuah pengumuman mengatakan jika pesawat yang di tumpangi jennie dan jisoo akan segera lepas landas dan mengharapkan para penumpang untuk segera menaiki pesawat tapi jennie sama sekali tidak bergerak. Gadis itu memejamkan matanya dan memeluk rose erat.

"Jangan tidur. jika kau tidur, aku akan tetap menggendongmu memasuki pesawat" ujar rose membuat jennie menegakkan tubuhnya dan menatap kesal rose.

"Ya!" Rose tertawa saat jennie memukul lengannya. Tawanya perlahan mereda melihat wajah jennie yang berubah sedih.

Rose tersenyum dan menggenggam tangan jennie, membawa gadisnya mendekat pada jisoo dan yang lainnya.

"Cah, ayo" ajak jisoo sedangkan jennie wajah gadis itu bertambah sedih. Dia tak ingin berpisah dengsn rose secepat ini.

Sebuah tangan meraih lengan jennie, jennie sedikit berbalik dan terdiam saat irene memeluknya.

"geogjeong hajima, aku dan yang lain akan menjaga rose. kau jaga dirimu baik baik hm? Jika ada masalah segera telepon kami" bisik irene dan jennie mengangguk samar.

Membalas pelukan irene sebentar lalu melepaskannya.

Ia kembali menatap rose dan menampilkan senyum tipis, "aku..." Ucapan jennie terhenti saat bibir rose menempelkan pada bibirnya.

Hanya sebentar lalu terlepas, rose tersenyum dengan lembut dan mengusak pelan rambut jennie.

Heejin dan yang lain hanya tersenyum samar melihat rose, apalagi irene yang mencoba agar tidak terkejut dengan apa yang rose lakukan pada jennie.

"hm majja. uri dongsaeng, sudah besar" batin irene meringis pelan.

"Ayo" jisoo menggenggam tangan jennie lalu menariknya sembari mendorong kopernya.

Jennie sedikit berbalik lalu melambaikan tangannya pada rose.

Rose mengangguk dan membalas lambaian tangan jennie, hingga gadisnya dan jisoo menghilang dari pandangannya.

"Ya~ jangan bersedih."

Rose menoleh pada lisa yang merangkul bahunya. Ia tertawa kecil dan menggeleng, "ayo pulang"ajaknya dan di angguk lisa.

Drtt drtt!

Pandangan mereka serentak menoleh pada irene karena ponsel gadis itu berbunyi.

Irene meraih ponselnya dan menatap nama seunghon yang tertera di sana,

Tut!

"Yeoboseyo, seungHon. Ada apa?" Tanya irene pada seunghon di seberang sana,

Rose hanya menatap serius, irene yang sepertinya mendengar balasan seungHon.
Sampai pada akhirnya irene menatap rose.

Rose mengangkat kedu alisnya tanda bertanya 'ada apa?',

"SeungHon...dia punya berita baru."


~~~~

Is hard. My mood is not good now🙂

-❤🖤-

Kalian kemana??😦😦

Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang