A invitation

2K 326 25
                                    

Happy reading, maaf typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie benar benar akan menendang wajah rose jika gadis itu tidak datang kesini.

Apa roseanne tidak ingin minta maaf atas ucapannya 2 hari yang lalu?

Gadis sialan! Sebut jennie.

Sudah 2 hari gadis jangkung itu sama sekali tak mengabarinya bahkan untuk meninggalkan sebuah pesanpun tidak ada.

Jennie marah? Jelas!

Tapi gadis itu juga sangat merindu pada kekasih bodohnya itu.

Rasa khawatirpun tidak lupa menghinggapi jennie.

Ia takut jika rose di sana kenapa kenapa.

Jennie selalu bertukar pesan dengan lisa, irene, seulgi, maupun heejin. Dan mereka selalu bilang jika rose sibuk.

Apa yang di sibukkan gadis bodoh itu hingga tak menghubungi jennie sama sekali?

"Jennie! Ayo makan malam nak!" panggil sang ibu kim dari lantai bawah.

"Nee, ibu. Aku akan turun!" sahut jennie dan menghela nafas kasar. Menaruh ponselnya di nakas dan keluar dari kamar menuju meja makan.

"Ayo duduklah dan makan." ujar ibu kim dan jennie mengangguk.

Duduk di samping jisoo dan mengambil sumpit di samping piringnya, memulai memakan makanannya.

Jisoo melirik jennie sekilas yang tampak biasa namun terlihat tak bersemangat.

Jisoo tersenyum tipis, ia bukannya tak tahu perkara rose tak menghubungi jennie selama 2 hari ini.

"Kau baik baik saja, jennie?" tanya ayah kim lembut dan jennie hanya tersenyum angguk

Ayah kim sudah tak marah lagi semenjak mendengar cerita dari jisoo.

Walaupun merasa penasaran siapa yang telah memikat hati dingin anak bungsunya ini tapi ia berharap jika orang tersebut sangat mencintai dan baik pada jennie.

Ting nong!

bel rumah mereka berbunyi membuat keluarga kim itu menoleh ke arah pintu rumah.

"Aku akan membukanya" ucap jennie tapi sebelum itu di tahan oleh sang ibu kim.

"Biar ibu saja, kau makan saja makananmu." timpalnya dan jennie hanya menurut.

Ibu kim beranjak meninggalkan meja makan dan menuju pintu rumah.

Ckleek~

Kening ibu kim langsung mengerut melihat dua orang pria bertubuh tinggi di hadapannya.

"Rumah kim jennie dan kim jisoo?"

Ibu kim mengangguk, "ya, saya ibunya. Ada apa?"

Kedua pria itu saling pandang lalu kembali menatap ibu kim.

Mengeluarkan sebuah undangan berwarna hitam dan menyerahkannya pada ibu kim,

"Kami hanya mengantarkan undangan ini, kami harap keluarga kim bisa datang." ujar salah satu dari mereka lalu sedikit membungkuk.

Ibu kim juga ikut sedikit membungkuk. setelah itu kedua pria itu pergi dari sana meninggalkan perkarangan rumah keluarga kim.

"Siapa sayang?"

Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang