Different

2.9K 475 41
                                    

⬆⬆proud to uri lisa⬆⬆

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kemana lagi kita harus mencarinya?" Keluh jiso setelah berkeliling di sekitar kawasan kompleks rumah lisa tapi tak menemukan rose

Mereka pulang setelah membeli beberapa cemilan di supermarket tapi harus di kejutkan dengan tidak adanya rose di dalam kamar

"Ck! Ini semua gara gara dirimu!"

"Aku?" Lisa mengerjap dan menunjuk dirinya

"Harusnya kita langsung pulang saja tadi dan tidak perlu mampir di sebuah supermarket"kesal jiso

Lisa hanya bisa mengusap tengkuknya mendengar kekesalan jiso

"Changkhaman!" Tiba tiba gadis bermarga choi itu berteriak membuat jiso tersentak kejut

Jiso langsung menendang kaki lalisa hingga gadis itu meringis kesakitan

"Kenapa kau menendang kakiku?"

"Kau membuatku terkejut! Lagipula kenapa kau berteriak"

Lisa mendengus samar, "aku rasa aku tau di mana rose"

"Dimana?"

"Pasti dia pulang ke rumahnya"

~~~

"W-waeyo?"

Rose menggeleng pelan pada jennie, "jangan jennie. Aku tidak bisa"

"Karena apa?"

Rose menghela nafas samar karena sejak tadi jennie selalu bertanya bahkan mereka masih berdiri di depan rumah rose

"Kau mengetahui semuanya, untuk apa kau bertanya lagi" jawab rose membuat jennie memalingkan wajahnya lalu tangannya menghapus kasar air matanya

"Kau egois!"

"Tidak"

"Kau egois!" Nada suara jennie menaik, ia menoleh ke arah rose dengan pandangan yang sedikit tajam

"Apa kau tak merasakan sesuatu di saat kita selalu menghabiskan waktu bersama?"

"Kita asing, jennie"

Jennie terdiam lalu tak lama ia tertawa hambar dan kembali menangis

"Jadi dulu kau bilang kita...dekat apa rosie?" Lirih jennie

Rose menelan salivanya pelan dan menunduk, tidak tahu kenapa hatinya merasa sakit saat jennie menangis

"Kau tidak bisa seperti ini! Kau tidak bisa melakukan semuanya sendiri, kau butuh seseorang di sampingmu! Kau butuh seseorang, rosie. KAU BUTUH!!"

Rose mendongak menatap nafas jennie yang memburu karena gadis itu baru saja berteriak padanya dan tangisannya semakin kuat

"Akui saja, rosie" ucap jennie

"Ya aku butuh seseorang" jawab rose lalu ia mendongak menahan air matanya yang ingin terjatuh

"Tapi aku tak ingin seseorang itu tersakiti! Keluargaku tidak bisa di anggap sepele, jennie!!!" Bentak rose

"Lalu? Kau menghadapi semua ini sendiri dan membiarkan dirimu lama kelamaan mati? Begitu?" Balas jennie ikut membentak lalu menarik tangan rose

"Kau ini...berhentilah bersikap egois" tekan jennie

Love In Melbourne✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang