Semoga suka^^
•••Semoga suka^^
•••"Ayo jalan," ucap Nolan membuat Nayyara menoleh. Nayyara menaikkan satu alisnya seolah bertanya.
Nolan langsung berdiri dan memakai jaketnya. Nolan mengulurkan tangannya pada Nayyara.
"Ayo ikut gue." Nayyara menggeleng seraya menepis tangan Nolan.
"Dingin," lirih Nayyara membuat Nolan menghela napas sejenak. Kemudian Nolan berjongkok di hadapan Nayyara.
"Peluk gue aja."
"Modus," ucap Nayyara seraya memutar bola matanya malas.
Nolan hanya terkekeh. Ia meraih kedua tangannya Nayyara dan mengelus-elus nya lembut.
"Ayo! Gue mau sembuhin lo."
"Gue nggak mau ke rumah sakit."
"Ke rumah sakit itu cuma buat manusia yang seratus persen manusia."
Nayyara menoleh seraya melotot tajam. Ia langsung menepis tangan Nolan dan mendorong pelan tubuh Nolan. Membuat Nolan tersungkur.
"Maksud lo gue bukan manusia?"
"Iya, lo kan bidadari."
Jika tadi wajah Nayyara merah karena marah. Mungkin kali ini merah karena merona. Tapi sebisa mungkin Nayyara menyembunyikan rona wajahnya itu.
Meski Nayyara buang muka, Nolan tahu gadisnya itu sudah merona. Nolan geleng-geleng, ternyata gombalan recehnya itu mampu membuat Nayyara terbang.
Seketika Nolan bangkit dan mengulurkan tangannya lagi. Nayyara menoleh dan pada akhirnya mau diajak Nolan pergi.
Setelah Nayyara mengambil jaket, mereka langsung pergi menaiki motor Nolan. Nayyara memeluk erat perut Nolan dan menempelkan kepalanya di punggung Nolan.
"Tumben pakek motor," ucap Nayyara pada Nolan.
"Niatnya tadi pulang sekolah mau ajak lo jalan-jalan gitu."
Nayyara hanya mengangguk-angguk. Badannya masih kurang enak, meski dingin tapi memeluk Nolan membuat Nayyara nyaman dan lupa akan rasa dingin itu.
Cukup lama perjalanan, mereka sampai di sebuah tempat, seperti di taman. Nayyara mengernyit saat Nolan membawanya ke rumah pohon.
"Norak! Ngapain pakek ke sini?" ucap Nayyara setelah berada di rumah pohon.
Nolan hanya tersenyum sembari menoleh kearah Nayyara. Kemudian Nolan menatap tangan Nayyara yang menggengamnya begitu erat.
"Lo takut?" Nayyara menoleh kearah Nolan, ia mengangguk lemah.
"Gu-gue takut ketinggian, Nolan," lirih Nayyara seraya memeluk lengan Nolan. Nolan menarik sudut bibirnya seraya memeluk Nayyara dari samping.
"Sans ada gue." Nayyara hanya mengangguk, ia saja sangat takut untuk melihat ke bawah.
"Lo sering ke sini?"
"Iya, lo tahu gimana kehidupan gue dulu. Dulu kalau gue pengen nangis, pasti ke sini. Alasannya karena gue selalu suka natap langit dari sini," ucap Nolan seraya menatap langit.
Nayyara mengikuti pandangan Nolan. Nayyara tersenyum melihat langit pagi yang cerah berawan.
"Gue selalu suka natap langit. Setiap gue natap langit, gue ngerasa menemukan kenyaman, kebahagian, dan ketenangan. Yang selama ini nggak gue dapet."
Nayyara menoleh kearah Nolan seraya tersenyum. Memandangi Nolan dari samping cukup membuat jantungnya bergemuruh.
"Tapi sekarang bukan cuma natap langit aja gue bisa ngerasain itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
N & N [Selesai]
Teen Fiction"Apa yang kita sama-sama mau udah kita dapat. Itu artinya hubungan kita selesai." [SELESAI] ••• Namanya Nayyara Sheerin Zavira, gadis cantik dengan kehidupan sederhana. Yang mempunyai sebuah obsesi besar dan begitu mengg...