38- BINGUNG

183 33 52
                                    

Semoga suka^^

•••

Setelah dari cafetaria tadi, Nayyara langsung meminta agar Nolan mengantarnya pulang. Setelah sampai di rumah Nayyara, Nolan langsung diusir pergi. Nayyara benar-benar ingin menjauh sesaat dari Nolan.

Agar nanti jika ia benar-benar harus menjauhi Nolan, itu tidak terlalu berat. Walau bagaimana pun juga itu tetap akan sangat berat bagi Nayyara.

Kini Nayyara sedang guling-guling di lantai kamarnya. Kepala gadis itu malah semakin bertambah berat. Ucapan Natasha tadi terus memenuni pikirannya.

Tapi mengingat bagaimana Nafa saat bercurhat tadi, Nayyara tidak sampai hati. Apalagi Narendra juga. Nayyara berdecak seraya duduk dan menyilangkan kakinya.

"Ck, kan bisa Nafa sama Nathan, Narendra sama Natasha. Dan gue nggak perlu putus dari Nolan. Gampang kan?"

Nayyara mengangguki gumamannya, tapi sayangnya itu tidak segampang yang Nayyara katakan.

Nayyara menjambak rambut frustasi, ia mengusap wajahnya. Nayyara baru sadar ia dari pagi belum mandi. Apalagi tadi juga jalan dengan Nolan.

"Stres gue, belum mandi aja pd banget jalan sama Nolan," ucap Nayyara seraya terkekeh dan berdiri.

Ia beranjak untuk mandi, setidaknya dengan berendam bisa membuat kepalanya sedikit tenang. Jika gadis lainnya mandi butuh waktu lama, tidak untuk Nayyara. Ia hanya butuh waktu 15 menit untuk mandi.

Nayyara menatap cermin seraya mengeringkan rambutnya. Nayyara menatap wajahnya dicermin, begitu pucat dan lesu. Sudah sakit di tambah masalah. Membuat Nayyara semakin gila.

Sedang stres-stresnya memikirkan masalah itu, tiba-tiba dengan seenaknya dering ponselnya berbunyi. Nayyara berdecak seraya meraih ponselnya.

Nayyara semakin menggeram saat tahu yang menelponnya itu Nolan. Dengan berat hati Nayyara mengangkat telepon itu.

"Hallo? Dengan siapa di mana?" Suara dari sembrang sana, membuat kening Nayyara berkerut.

Tak lama Nayyara berdecak karena ulah Nolan, yang bagi Nayyara itu amat basi.

"Bacot!! Gue matiin nih!" ucap Nayyara tajam.

"Iya-iya maap. Sama pacar ndiri juga."

"Bodo."

"Jangan gitu, ntar ditinggal gue nangis darah lo."

"Oh, lo mau ninggalin gue?"

"Haha mana mungkin, Nay. Mau apapun yang terjadi, gue ngak akan pernah ninggalin lo. Bahkan benci lo aja gak bisa, mau sefatal apapun kesalahan lo, Nay. Percaya gak?"

N & N [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang