Semoga suka^^
•••"Ayo nikah."
Dua kata yang tercetus dari mulut Nolan, sukses membuat jantung Nayyara berpacu cepat. Tatapan yang disorotkan Nolan padanya begitu tenang, genggaman tangannya erat tapi sesekali lelaki itu mengelus punggung tangan Nayyara lembut.
Tentu Nayyara terkejut, dengan tiba-tiba Nolan mengajaknya ke taman dan seketika mengajaknya menikah. Seakan menikah itu adalah hal main-main. Nayyara langsung melepas genggamannya dan mendorong pelan tubuh Nolan.
"Kamu gila?!" pekik Nayyara sangat heran. "Menikah kamu bilang?! Nolan, menikah itu bukan hal main--"
"Aku tahu itu, Nay." Potong Nolan cepat, ia mendekatkan tubuhnya, tangannya bergerak mengelus kedua pipi Nayyara. "Aku nggak pernah mau main-main sama kamu. Aku serius, Nay. Aku benar-benar mau ngajak kamu menikah."
Nayyara terdiam, masih belum percaya dengan ajakan Nolan. Mungkin Nayyara akan mau jika ada alasan yang jelas, seperti contoh Nayyara hamil.
"Kasih aku alasannya."
Nolan menunduk, ia mengembuskan napasnya secara perlahan-lahan. Tak lama ia mendongak dan tersenyum tipis pada Nayyara.
"Enggak ada alasan lain, kecuali satu." Nolan menggantungkan ucapannya, ia mencium pipi Nayyara sejenak lalu tersenyum. "Aku cuma mau sehidup semati sama kamu, Nay."
Nayyara masih diam tak habis pikir, ajakan Nolan yang secara tiba-tiba seperti ini membuat ia heran. Nolan dulu memang sering mengucapkan kata-kata 'nikah' tapi untuk mengajak Nayyara menikah serius, ini terlalu cepat.
"Aku juga, Nolan." Nayyara memegang kedua tangan Nolan yang ada di pipinya. "Tapi enggak secepat ini. Kita masih terlalu muda, Nolan. Menikah itu bukan hanya untuk sehari, tapi seumur hidup. Bahkan kamu aja belum kerja, aku nggak mau setelah nikah kita masih bergantung sama orang tua kita."
"Nay, aku akan berusaha sekeras apapun untuk memenuhi kebutuhan hidup kita nanti. Kamu jangan lupa kalau aku punya usaha katering. Dan untuk masalah kita masih kuliah, kita bisa kan nikah sambil kuliah?"
Nayyara menarik napas dalam-dalam, lalu ia mengalihkan pandangannya. Terlalu cepat bagi Nayyara untuk menikah sekarang. Ia masih ingin menikmati masa-masa mudanya. Pasti nanti ketika sudah menikah ia tidak bisa seleluasa ini.
Nayyara kembali menatap Nolan, ia menepis pelan tangan Nolan yang masih mengusap lembut pipinya.
"Aku nggak mau kita menikah hanya karena satu atau lain hal. Apalagi kita menikah hanya karena nafsu. Aku nggak bisa, Nolan."
"Nay." Nolan kembali menggenggam tangan Nayyara, ia menatap kekasihnya itu dalam. "Aku menikah karena aku punya alasan kuat, Nay. Aku hanya ingin sehidup semati sama kamu. Aku pengin mewujudkan mimpi kita untuk punya keluarga kecil, sayang."
"Tapi ... tapi nggak secepat ini. Kita masih terlalu muda, dan perjalanan hidup kita masih panjang, Nolan."
"Nggak, Nay. Umur enggak ada yang tahu. Dan sebelum Tuhan nanti ambil aku, aku mau cinta kita benar-benar sudah menyatu, sayang."
Entah kenapa mata Nayyara seraya memanas, matanya mulai berkaca-kaca. Mendengar ucapan Nolan itu ia jadi takut. Ia takut jika harus ditinggal Nolan.
"Hiks ... jangan ngomong gitu," ucap Nayyara dengan isaknya, ia mulai menghapus air matanya dan mengusap-usap pipi Nolan. "Kita pasti bakalan nikah kok. Tapi nggak secepat ini."
"Sayang ... kamu ingatkan cita-cita aku dulu apa?" tanya Nolan lembut, dan Nayyara menggeleng lirih.
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
N & N [Selesai]
Teen Fiction"Apa yang kita sama-sama mau udah kita dapat. Itu artinya hubungan kita selesai." [SELESAI] ••• Namanya Nayyara Sheerin Zavira, gadis cantik dengan kehidupan sederhana. Yang mempunyai sebuah obsesi besar dan begitu mengg...