10- HAREUDANG

258 51 30
                                    

Bismillah Semoga suka. Jangan lupa pencet bintang sebelah kiri ya^^
•••

"Makasih udah belain."

Nolan menoleh kearah Nayyara, yang sedang menatapnya dengan mata yang berbinar-binar. Nolan menghela napas sejenak, ia langsung melajukan mobilnya dengan perlahan.

"Enggak usah geer lo," ucap Nolan dingin. Nayyara bisa merasakan hawa dingin dari Nolan. Nayyara mengernyit, biasanya saja Nolan cerewet.

Tapi Nayyara tidak mau pusingin hal itu. Ia fokus pada ucapan Nolan tadi. Nayyara mengubah posisinya menjadi menyamping, menatap Nolan lebih dekat.

"Itu cuma gimmick di depan Natasha aja, biar panas itu anak. Habisnya gue kesel coba, apa-apaan maksudnya itu? Dia selalu sibuk dan enggak punya banyak waktu buat gue. Saat gue mau minta tolong buat endorse aja dia enggak bisa. Dan terus tadi dia ikut-ikutan sama anak-anak nuduh-nuduh gue ada hubungan spesial sama lo. Gara-gara postingan endorse itu. Itu semua juga gara-gara dia enggak bisa bantu gue. Malahan nuduh-nuduh gue. Pakek nuduh ciuman lagi. Ya emang sih ciuman, tapi kan itu enggak seperti yang dia pikir. Ah! Anjir!"

Nayyara hanya bisa menghela napas. Baru juga tadi ia merasakan hawa dingin Nolan. Dan sekarang sudah kumat lagi cerewetnya.

Bisa-bisa Nayyara meledak mendengar kecerewetan Nolan yang benar-benar sudah sangat panjang. Yang panjangnya melebihi barisan semut.

Nolan menoleh kearah Nayyara yang hanya diam saja. Sedangkan Nayyara menyorot Nolan dingin.

"Lo keterlaluan banget sih?" Nayyara mengernyit dibilang seperti itu. Ia hanya diam saja tidak melakukan apapun dan dibilang keterlaluan? Dari mananya?

"Apa sih?"

"Ck! Gue ngomong kenapa diam aja? Keterlaluan!" Lagi-lagi Nayyara hanya bisa menghela napas. Jika bukan karena sebuah rencananya, sudah dipastikan Nayyara akan kabur. Meninggalkan Nolan yang cerewet dan aneh itu.

"Lo juga kenapa. Natasha kan bukan pacar lo. Kenapa segitunya? Cih." Nayyara memalingkan wajahnya, ia menekuk kedua tangannya di depan dada. Dan menatap keluar jendela.

"Ya emang sih bukan pacar gue. Tapi kan kita sama-sama tahu kalau kita saling cinta. Belum pacaran aja udah kek gini, gimana kalau udah? Selalu aja dia sibuk. Itu yang buat gue undur terus buat tembak dia."

Nayyara kembali menatap Nolan, yang terlihat lesu dan melas. Nayyara hanya geleng-geleng kepala saja.

"Lo bilang cuma panas-panasin Natasha?" tanya Nayyara memastikan lagi. Nolan mengangguk yakin.

"Berarti cuma di depan Natasha dong. Dan berarti pas di dapur bukan gimmick, kan Kita enggak tahu kalau ada Natasha."

Harus Nolan akui jika yang di dapur tadi memang bukan gimmick. Tapi bagi Nolan itu hanya refleks saja, Karena ia sedang emosi.

Tapi Nolan juga tidak bisa bohong. Jika di meja makan tadi, ia nyaman.

"Sesenang lo aja." Nayyara menarik sudut bibirnya. Meski sebagian momen mesranya dengan Nolan hanya gimmick. Setidaknya itu tetap memperlancar misinya.

N & N [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang