68- LAHIRAN

207 22 28
                                    

SEMOGA SUKA SELALU^^
•••

Plak!

Nayyara menampar keras pipi Nolan, membuat lelaki itu semakin meringis kesakitan. Semua orang terkejut mendapati perlakuan Nayyara itu. Natasha tidak menyangka, ia pikir Nayyara mau memaafkan Nolan.

Nolan mencoba tersenyum tipis, ia sudah menerima dengan pasrah perlakuan Nayyara. Nolan sadar ia pantas mendapatkan ini, dan ia rela jika harus dibenci oleh wanita yang begitu ia sayang.

"Nay, minggir. Biar gue yang balesin dendam ini," ucap Naufal lalu berdiri. Nayyara menggeleng lirih.

"Enggak perlu," cegah Nayyara, ia mengusap air matanya sejenak. "Tamparan ini udah cukup untuk membalaskan dendam itu. Sebesar apapun kebencian gue, akan kalah dengan rasa cinta gue."

Semuanya terhenyak, Nolan begitu terkejut. Apa semudah itu bagi Nayyara memaafkan kesalahannya itu? Kenapa kata-kata Nayyara itu begitu membuat hati Nolan menghangat?

"Nay, tapi--"

"Jangan bantah!" potong Nayyara cepat. "Lo nggak ada hak buat habisin Nolan, bang. Gue yang selaku adiknya bang Nazril udah rela dan ikhlas. Lo pernah bilang kan kalau bang Nazril suruh kita buat jangan balas dendam kan?"

Naufal terdiam, ia mengingat kembali kejadian itu. Detik-detik sebelum Nazril meninggal memang lelaki itu berkata sudah ikhlas dan tidak boleh balas dendam.

"Nay ... akhhu rela, biarin arggghh Naufallhh habisinnhh akhuu ..." ucap Nolan terbata-bata. Nayyara langsung menggeleng keras.

"Kamu kan yang dulu bilang, aku harus ikhlas dan lapang dada? Iya kan? Kamu yang minta aku untuk jangan menyimpan dendam. Apalagi itu ke suami aku sendiri."

Nolan menarik sudut bibirnya, walaupun terasa begitu perih akibat bibirnya juga sobek dan banyak darah keluar. Ia tidak menyangka sebesar ini rasa sayang Nayyara pada dirinya.

"Eh bentar, ternyata ada pengkhianat nih," celetuk salah satu anak Leopard sembari menatap Natasha. "Habisin aja sekalian!"

Anak-anak Leopard tertawa sinis, sudah menyetujui ingin menghabisi Natasha.

"Pengkhianat enggak pantas ada di antara kita!" imbuh yang lainnya.

"Sorry, gue harus berkhianat," ucap Natasha tidak takut sama sekali.

"Dah lah habisin aja sekalian," seru anak-anak Leopard dan turun dari atas meja. Mereka mendekati Natasha, membuat Natasha mundur perlahan. Nayyara tak bisa berbuat apa-apa, ia panik sendiri.

Seorang lelaki mendekatkan dirinya pada Natasha, ia menghisap rokoknya sejenak sebelum membuang dan menginjakkan. Mengulum senyum miring sembari menaik-turunkan alisnya.

"Kayaknya, sebelum kita habisin. Icip-icip dulu boleh nih," ujar lelaki bernama Raka itu sembari memainkan alisnya.

"Jangan sentuh-sentuh lo!" gertak Natasha yang kini telah terpojokkan di dinding. Dan parahnya Naufal membiarkan saja, ia juga benci dengan pengkhianat macam Natasha.

"Dikit doang kok, gue mainnya lembut. Janji-janji," ujar Raka lembut, tangannya hendak bergerak mengelus rambut Natasha. Tapi tiba-tiba ia mendapatkan serangan.

"Sentuh milik gue, mati lo di tangan gue!" ancam Narendra yang baru saja datang. Ia melotot tajam anak-anak Leopard itu. Ia menggenggam lengan Natasha dan berjalan menghampiri Nolan. Saat ia hendak membopong Nolan, Naufal mencegahnya.

"Mau apa lo?! Gue belum--"

"Cukup, bang!!" potong Nayyara cepat, ia berdiri menghadap Naufal. "GUE SELAKU ADIK KANDUNGNYA BANG NAZRIL UDAH RELA DAN NGGAK DENDAM LAGI, MAMA PAPA JUGA! LO, DAN KALIAN SEMUA ITU SIAPA HUH?! SEBATAS TEMAN!"

N & N [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang