N & N [Selesai]

64- DADDY SIAGA

Semoga suka^^
•••

Bumil menggeliat di atas ranjangnya, ia mengerjapakan matanya beberapa kali, ia mengibas selimutnya lalu duduk di tepi ranjang. Mengumpulkan nyawanya hingga penuh. Badannya sekarang sering lemas, mungkin efek dari kehamilan diusia muda ini.

Saat menoleh ke samping ranjang, tapi suaminya sudah tidak ada di kamar. Ia menengok ke jam dinding, dan ternyata sudah jam 7 lewat. Dengan gerakan malas Nayyara berjalan ke luar kamar, ia terkejut mendapati apartment sudah bersih dan rapi.

Lantai sudah di sapu dan di pel, piring-piring sudah tertata rapi di raknya. Dan wangi harum, ia segera menuju dapur dan mendapati suaminya sedang memasak sarapan.

Nayyara segera mendekati suaminya itu dan mencium singkat pipi Nolan. Lalu memeluk Nolan dari belakang. Nolan hanya tersenyum dan mulai menyajikan makanan di atas piring.

Nolan berbalik dan menghadapkan masakannya kali ini untuk sang istri.

"Omelet bayam dan nasi merah sudah jadi!"

Nolan merangkul Nayyara untuk duduk di meja makan, ia menyodorkan piring itu ke hadapan istrinya. Untuk pertama kalinya Nolan membuatkan sarapan untuk Nayyara.

Nolan rela bangun subuh dan tidak tidur lagi, demi menggantikan semua tugas Nayyara. Dan membiarkan Nayyara kembali tidur. Lelah, Nolan sekarang merasakan apa yang Nayyara rasakan. Hebatnya istrinya itu tak pernah mengeluh.

Nolan janji dalam hati jika ia akan melakukan apapun untuk istri dan bayinya itu. Tak apa Nayyara manja, Nolan suka.

"Enak nggak, sayang?" tanya Nolan sembari mengusap-usap rambut istrinya itu dengan lembut.

"Enak kok," jawab Nayyara singkat sambil mengangguk-angguk. Menoleh ke arah Nolan, lalu tersenyum lebar. "Aku ... pengen sesuatu nih."

Nolan menaikkan satu alisnya, kemudian tersenyum ramah. Ia sudah siap untuk menghadapi ngidamnya si istri.

"Bilang aja, apa?"

"Aku mau ... kamu beliin aku burung puyuh yang banyak. Terus kita lepas deh di sini. Yeeyy!"

Nolan melongo mendengarkan penuturan istrinya yang begitu antusias. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba berpikir sejenak. Membiarkan burung terbang di apartment? Kacau!

Kemarin saja anak ayam itu sudah membuat bu boss emosi karena ulahnya sendiri. Bagaimana jika dengan burung puyuh? Pasti akan lebih susah diatur karena terbang bebas ke sana-ke mari.

"Boleh nggak?" rengek Nayyara sembari menarik-narik lengan Nolan.

Pasrah. Lagi-lagi itu yang hanya mampu Nolan lalukan. Dengan anggukan kaku darinya membuat Nayyara tersenyum lebar dan mencium lagi pipi suaminya itu.

"Tapi sepulang kuliah ya?"

"Iya deh, awas kalau lama!" ancam Nayyara sembari memasang wajah cemberut. "Dah sana mandi terus berangkat."