41- BIANGLALA

172 26 39
                                    

Semoga suka^^
•••

Pagi harinya, Nayyara dengan kesal bersiap ke sekolah. Rautnya tetap saja cemberut. Ditambah ia kesal karena Nolan belum membaca chat -nya padahal sudah online. Dan Nolan hanya melihat statusnya saja, tanpa berniat membalas.

Sekarang Nayyara baru sadar jika kadar kepekaan lelaki itu rendah. Itulah yang Nayyara simpulkan.

"Anjir, Nolan!" umpat Nayyara sembari memakai sepatunya. Setelah selesai Nayyara menggendong tasnya dan bersiap sekolah. Tapi seketika matanya menangkap sesuatu.

Kening Nayyara berkerut melihat lemari koleksi bandananya. Nayyara membelalak kan matanya melihat bandana kesayangannya tidak ada. Lebih tepatnya bandana pemberian Nolan.

"Astaga naga! Ke mana bandana gue heh?!" ucap Nayyara pada dirinya sendiri. Ia mulai mencari-cari bandananya, bahkan kamarnya sudah kembali berantakan.

Tapi hasilnya tetap saja nihil. Nayyara berdecak baru menyadari kehilangan bandananya. Nayyara memilih acuh dan bergegas berangkat sekolah.

Sedangkan Nolan, ia berdecak kesal seraya melempar ponselnya asal. Ia tadi hendak menghubungi Nayyara, tapi diurungkan.

"Berarti apa kata Natasha bener, si Nay buang ni bandana. Anjirr!"

Nolan menggenggam erat tangannya. Rautnya memerah, tatapannya tajam dan lurus. Tapi tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Menampilkan sosok abang Nando.

"Dek, oy!"

Nando masuk kamar dengan kedua tangannya yang dilipat di depan dada, sembari bersiur ria. Nolan memutar bola matanya malas.

"Elah galau gitu, mending lo rapi-rapi terus jemput si Nay buat ke sekolah bareng."

Nolan langsung menoleh kearah Nando. Ia berdecih seraya terkekeh sinis.

"Gue--"

"Jadi cowok tuh gentle dongg! Mau siapa pun yang salah ya lo samperin. Masa cewek nyamperin cowok? Selesain masalah baek-baek," ucap Nando bijak sembari menepuk-nepuk pundak Nolan.

Nolan menghela napas sejenak, biar bagaimana pun abang nya ini pakar cinta. Mantannya saja sudah tidak terhitung.

"Ini solusi terakhir gue, dengerin baik-baik. Gue mau lo sama Nayyara langgeng. Setelah ini gue bakalan pergi."

Nolan menoleh lagi ke arah Nando. Yang terlihat seperti serius mengucapkan nya.

"Kayak nggak balik aja, cih!" desis Nolan.

"Ya gatau balik kapan. New York kan jauh, siapa tahu gue betah di sana. Ceweknya bening-bening ey."

Nolan mulai bosan jika sudah membahas seperti itu dengan abangnya. Nolan memilih langsung beranjak pergi.

Dan seperti hati kecil Nolan menuruti ucapan abangnya, hingga membawa ia ke rumah Nayyara. Nolan menghela napas sejenak melihat rumah Nayyara. Dengan ragu ia turun.

Nolan langsung masuk ke halaman rumah Nayyara. Tapi di taman kecil di depan rumah Nayyara, Nolan melihat Bu Widi sedang menyirami tanaman. Nolan berbelok dan menghampiri Bu Widi.

N & N [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang