49- BALIKAN?

209 33 54
                                    

Semoga suka^^
•••

Seteleh tadi bertatapan dengan Nolan, sekarang Natasha lagi-lagi harus bertatapan dengan pacarnya sendiri. Natasha hanya bisa menunduk kala Narendra menatapnya dingin. Jujur belakangan ini ia merasa jantungnya aneh tiap berdekatan dengan Narendra. Sikap Narendra selalu saja lucu, menggemaskan bahkan manja padanya.

Meski seperti itu, entahlah mengapa Natasha tidak bisa menolak kemanjaan Narendra. Bahkan Narendra selalu mengantar jemputnya ke lokasi syuting, mau menunggu dan mendukung dirinya. Berbeda dengan Nolan yang tidak bisa mengerti akan dirinya.

"Jelasin coba," suara serak berat Narendra itu membuat Natasha menoleh, ia menggigit-gigit bibir bawahnya.

"Ap--"

"Nggak usah sok bodoh, sayang," lirih Narendra memotong ucapan Natasha. Dan sungguh, detak jantungnya Natasha mulai tidak normal lagi. Natasha tidak bisa membentengi dirinya untuk tidak jatuh hati pada Narendra, tapi sepertinya bersama dengan Narendra perlahan membuat pintu hatinya terbuka.

"I-itu, gue nggak tahu," lirih Natasha kembali menunduk.

"Sha ..."

"Gue nggak tahu."

"Sha ..." Narendra terus membujuk Natasha dengan suara lembutnya.

"Nggak tahu, Ren."

"Sha ... yang."

Deg! Lagi-lagi jantung Natasha berdisko ria, ia refleks mendongak dan melihat Narendra menatapnya dengan teduh, tidak seperti tadi. Melihat senyuman itu, Natasha seakan lemah.

Natasha menarik napas dalam-dalam, ia menutup matanya sembari mengembuskan napasnya perlahan.

"Gue nggak tahu! Gue pernah ada masalah sama Naya, tapi udah selesai. Gue waktu itu ancem dia buat pilih pacar atau sahabat. Kalau Naya putusin Nolan, gue mau jadi pacar lo dan Nafa sama Nathan. Tapi Naya lebih milih perjuangin Nolan, karena saat itu juga nyokap-bokap Nolan ilang. Tapi asli, masalah itu udah kelar!"

Natasha membuka matanya, ia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya. Berbicara banyak ternyata melelahkan. Sedang Narendra memincing kan matanya.

"Alasan Nolan putusin Nayyara? Lo yang ancem Nolan gantian?"

Natasha berdecak, ia menggembungkan pipinya seraya menghentakkan kakinya beberapa kali.

"Bukan! Tega banget lo nuduh gue gitu," ucap Natasha jengkel. "Nolan mutusin Naya karena dia tahu soal ancaman itu, dia gamau Naya terus kepikiran karena ancaman gue. Dia gatau kalau hal itu udah selesai," imbuh Natasha lagi.

Narendra mengangguk-angguk, ia bersedekap seraya mengawang ke atas. Setelahnya ia menatap Natasha dalam tapi teduh.

"Kenapa nggak lo jelasin kalau udah selesai?"

"Gue nggak sempet bilang. Jessie, Aghata sama Cecil udah narik gue duluan."

Narendra menghela nafas sejenak, "masih ada waktu, Sha. Jelasin!"

•••

"DEMIII KUCEENGG ORENN YANG NGGAK ADAA UWUWWW UWUUWWNYA SAMA SEKALI!!! INII STRESS! STRESS!"

Pekik Nayyara heboh sendiri di dalam kamarnya, matanya fokus pada layar ponselnya. Raut wajahnya benar-benar terkejut, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Mencoba yakin jika itu nyata.

Ia melirik Mio yang asik berbaring di atas kasurnya sembari menjilat-jilat kakinya sendiri.

"Kalau ini bener, gue kasih lo adek, cing. Kalau salah, gue cekik lo!" ucap Nayyara pada sang kucing, yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Mio.

N & N [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang