Semoga suka^^
•••"Terus udah, bi?"
"Udah, non. Tinggal di kirim."
Nayyara mengangguk-angguk seraya tersenyum. Nayyara melepas celemeknya lalu cuci tangan. Nayyara mengurai rambutnya yang tadi dikuncir. Setelah itu ia pergi meninggalkan dapur.
Nayyara pergi ke ruang tengah, tapi bukan Nolan yang di sana. Melainkan Bu Karin. Nayyara mengembuskan napas sejenak, lalu menghampiri Bu Karin.
"Hallo, tante," sapa Nayyara ramah seraya menyalimi tangan Bu Karin. Bu Karin juga ikut tersenyum ramah.
"Haii cantik, udah lama di sini?"
"Lumayan sih, tante." Bu Karin kembali tersenyum seraya mengelus lembut lengan Nayyara. Nayyara berdehem sejenak.
"Ta-tante, aku boleh bicara serius?" tanya Nayyara sedikit ragu. Bu Karin mengernyit, tapi setelahnya ia mengangguk.
Nayyara tersenyum, mencoba menenangkan dirinya.
"Kenapa tante begitu terobsesi pengen punya anak perempuan sih? Obsesi tante itu nyakitin Nolan," ucap Nayyara memberanikan diri.
Sebenernya Nayyara ragu untuk membahas ini. Apalagi ia tidak terlalu akrab dengan Bu Karin. Tapi Nayyara harus membicarakannya, agar Bu Karin memberikan apa yang Nolan butuh.
Karena sepertinya, Nayyara sebentar lagi sudah tidak bisa memberikan Nolan kasih sayang, perhatian, kenyamanan dan cinta.
"Iya, tante tahu itu. Ada fakta yang harus kamu tahu, sayang. Itu, itu awal tante sangat terobsesi punya anak perempuan, Nay."
Nayyara mendengarkan serius ucapan Bu Karin. Melihat Bu Karin terlihat sendu, membuat Nayyara menggenggam erat tangan Bu Karin.
"Tante cerita aja sama Nay. Nay siap dengerin kok," ucap Nayyara dengan senyum lebar. Bu Karin ikut tersenyum tipis.
"Dulu, sebelum Nando lahir. Tante dan om punya anak perempuan, itu adalah anak pertama kami. Namanya Nabila, dia saat itu berumur tujuh tahun. Dia sangat pandai, dia penurut, dan dia sangat cantik."
"Tante sangat senang punya anak perempuan seperti Nabila. Banyak orang yang sayang dengan dia, tante sangat suka saat bermain boneka, bandana, masak-masakan, dengan Nabila."
Nayyara menelan salivanya mendengar kenyataan baru itu. Mata Bu Karin sudah kembali berkaca-kaca.
"Dan dengan cerobohnya tante, dia sampai meninggal."
Nayyara menutup mulutnya, ia dapat melihat bagaimana hancurnya Bu Karin. Pundaknya mengigil karena tangisnya yang deras. Nayyara segera memeluk Bu Karin.
"Saat itu kita bermain bersama, tapi tante asik membalas pesan papanya sampai lupa dengan Nabila. Dan dia--"
Bu Karin sudah tidak sanggup untuk melanjutkan ucapannya. Nayyara dapat merasakan hancurnya Bu Karin, tangan Nayyara bergerak untuk mengelus-elus punggung Bu Karin.
"Iya, tante udah nggak usah dilanjut. Nay ngerti kok. Maaf udah ngungkit ini," ucap Nayyara masih dengan mengelus-elus punggung Bu Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
N & N [Selesai]
Teen Fiction"Apa yang kita sama-sama mau udah kita dapat. Itu artinya hubungan kita selesai." [SELESAI] ••• Namanya Nayyara Sheerin Zavira, gadis cantik dengan kehidupan sederhana. Yang mempunyai sebuah obsesi besar dan begitu mengg...