45- BERAKHIR?

185 31 31
                                    

Semoga suka^^
•••

Sudah hampir tiga hari pencarian atas korban jatuhnya pesawat yang menuju New York di mulai. Namun dari sekian banyak korban yang di temukan, nyatanya sampai detik ini keluarga Nolan belum ada kabar.

Seluruh anak buah Pak Fery sudah dikerahkan untuk terus mencari, polisi dan tim SAR juga sudah bekerja keras. Dan tugas Nayyara hanyalah menguatkan Nolan. Untungnya urusannya dengan Natasha sudah beres.

Dan saat ini Nayyara fokus pada Nolan, ia membawa Nolan ke sungai dekat rumah Nolan. Seperti yang kita tahu, yang dilakukan lelaki tampan itu setiap galau ialah memancing. Jadi Nayyara memilih mengajak Nolan mancin.

Alat-alat pancing sudah Nayyara siapkan, mereka sudah duduk bersandingan. Nolan mengambil satu alat pancing, ia mulai mancing. Nolan melirik Nayyara sekilas, ia terkekeh karena melihat Nayyara yang kebingungan memakai alat pancing.

"Sini aku bantu," ucap Nolan mengambil alih pancingan Nayyara, Nolan mulai memasang umpan dan kembali menyerahkan pada Nayyara. Keduanya mulai memancing dengan tenang.

"Mana ikannya? Lama," desis Nayyara yang tidak sabaran. Padahal mereka baru saja memulai mancing. Memancing itu butuh kesabaran, dan melihat si pacar yang tidak sabaran membuat Nolan geleng-geleng.

"Nolan! Itu ambil," ucap Nayyara seraya menunjuk sebuah botol yang mengalir. Nolan segera masuk ke  tepi sungai, ia segera mengambilnya.

Botol itu berisi kertas di dalamnya. Karena rasa penasaran Nolan segera membukanya.

Hey, pacar. Yang kuat ya:)) i love you 3000 ringgit. Muachhh!

Tertanda:
Emaknya Mio

Nolan menarik sudut bibirnya membaca pesan itu, ia melirik Nayyara yang menampilkan wajah polos.

"Apa isinya?" tanya Nayyara sok tidak tahu apa-apa. Karena gemas, Nolan menarik hidung Nayyara cukup kuat.

"Aw aw, sakit." Nayyara meringis seraya menepuk-nepuk tangan Nolan. Setelahnya ia tersenyum lebar karena melihat senyum Nolan.

Jujur belakangan ini Nolan lebih banyak diam. Nayyara tahu bagaimana kondisi Nolan, dan Nayyara tetap bertekad untuk terus mengembalikkan senyum itu.

Bagi Nayyara senyum Nolan itu adalag penguatnya, maka jika senyum itu hilang. Sama saja Nayyara juga sedih.

"Nolan!" pekik Nayyara membuat Nolan menoleh lagi.

"Itu, ada bebek." Nolan mengikuti arah telunjuk Nayyara, lagi-lagi Nolan mengernyit mendapati hal-hal aneh di sungai ini. Padahal biasanya tidak ada apa-apa.

Nolan melirik ke arah Nayyara, melihat cengiran tak berdosa gadis itu membuat Nolan yakin bahwa ini lagi-lagi ulah gadisnya. Nolan langsung mengambil bebek itu, dan ternyata itu hanya bebek mainan.

Nolan menghela napas, ia langsung mengambil kertas yang ada di kalung leher bebek itu. Nolan hati-hati membukanya, karena kertas itu basah.

Nolandi Angkasa Alberto. Kalau kamu sedih, siapa yang hibur aku? I'm here, for you baby.

N & N [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang