72. SEHIDUP SEMATI

410 24 59
                                    

Semoga Like yee^°^
AYO PENCET MULMED NYAA YAA! SAMBIL BACA SAMBIL DENGERIN LAGU DIATAS! DIPENCET OKEEE:)
BACANYA DIHAYATI EHEK:V

•••

Nayyara merasakan panik sekali, sudah 7 jam Nolan tak kunjung pulang. Padahal tadi hanya diminta membeli susu ibu hamil. Apa iya bisa sampai 7 jam? Bahkan ditelpon saja tidak aktif, di spam chat juga tak ada respon.

Tentu membuat Nayyara panik. Kalaupun antri, tidak mungkin sampai selama ini. Macet? Mungkin saja, tapi ini terlalu lama. Pikiran Nayyara sudah ke mana-mana. Ia takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Nolan.

"Nay, tenang ya?" ucap Natasha menoleh ke Nayyara.

Yah, Natasha tadi ditelpon oleh Nayyara, ia pikir Natasha tahu keberadaan Nolan. Dan sekarang, Nayyara tidak tahu mau di bawa ke mana oleh Natasha.

Meski sedari tadi Natasha terus memberikan kata-kata untuk menenangkan dirinya. Nayyara tetap tak bisa tenang. Ia teringat kejadian 3 tahun lalu. Posisinya hampir sama, di mana Nayyara juga sedang hamil besar dan Nolan menghilang seperti ini?

Apa iya Nolan seperti dulu?

Nayyara sudah menangis, akibat terlalu panik. Dan seperti ia harus mencoba 1 cara lain. Yaitu menghubungi Naufal.

"Telpon siapa, Nay?"

"Naufal," jawab Nayyara masih sibuk menelpon Naufal. Tapi tak kunjung ada jawaban, sampai akhirnya diangkat.

"Kenapa--"

"Nolan di mana?!"

"Nolan? Gue nggak tahu, Nay. Asli!"

"Jangan bohong, bang hiks ...."

"Nay, jangan nangis. Gue coba bantu ya?"

Nayyara mengangguk, ia lalu mematikan ponselnya. Dahinya mengernyit ketika mobil Natasha berhenti. Natasha sebuah pabrik kosong yang tak jauh dari supermarket, tempat biasanya Nolan ataupun Nayyara membeli sesuatu.

"Sha?"

"Tujuh jam yang lalu, gue lihat Raka dan anak-anak Leopard di sini. Gue enggak jadi masuk karena ada mereka," ucap Natasha serius.

Tubuh Nayyara langsung melemas, pikirannya kacau, sudah ke mana-mana. Firasatnya memburuk. Bagaimana jika kejadian itu terulang lagi?

"Jangan panik dulu, Nay. Belum tentu mereka nyerang Nolan lagi. Karena Naufal udah kasih peringatan keras. Tapi, kita coba check di dalam ya?"

Nayyara mengangguk, mereka turun dari mobil. Nayyara mengamati bangunan tua itu lekat-lekat. Kakinya bergetar, takut untuk masuk ke dalam. Takut jika kejadian dulu, kembali terulang.

Natasha mengulurkan tangannya, menggenggam hangat tangan Nayyara. Dan menuntun perlahan Nayyara untuk masuk ke dalam. Gelap dan sunyi. Suasana itu kembali mengingatkan Nayyara dengan kejadian dulu.

Nayyara tidak kuat jika harus kembali seperti dulu. Tidak. Nayyara harus berpikir positif. Tapi, baru ia mencoba berpikir positif, pemandangan di depannya sudah membuat pertahanan nya runtuh.

Air mata lolos semakin deras, badannya bergetar hebat, napasnya sudah tak teratur. Perlahan tapi pasti, Nayyara melangkahkan kakinya menuju lelaki itu. Lelaki yang menjabat sebagai suaminya, yang sekarang sudah terbujur kaku berlumuran darah dan tergeletak di lantai.

"Nolan ...."

Nayyara duduk di samping Nolan, keadaan lelaki itu lebih parah dari yang dulu. Wajah Nolan sudah babak belur penuh dengan darah segar. Tangan, kaki, perut, semuanya berlumuran darah.

N & N [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang