48- ALASAN

202 33 66
                                    

Semoga suka^^
•••

Nayyara memperhatikan lekat-lekat mobil yang menghampirinya, ia memincingkan matanya kala melihat plat mobil tersebut. Dan sekarang ia tahu siapa pemilik mobil tersebut, tak lain ialah Nolan terbukti pula lelaki itu keluar dari mobil.

Nayyara tidak mau ge'er dulu, ia berpikir positif mungkin saja Nolan kembali karena barangnya ketinggalan. Ia tidak mau makin kesal nantinya. Ia sudah mulai belajar mengikhlaskan.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Nayyara mencoba biasa saja. Walaupun nyatanya ia sekarang ini ingin baku hantam dengan Nolan lalu setelah itu ia akan memeluk dan meranguk pada lelaki itu.

"iya," jawab Nolan santai .

Nayyara menelen ludahnya, ternyata dugaannya benar. Untung saja ia sudah membentengi diri untuk tidak ge'er lebih dahulu. Bisa-bisa sekarang ia sudah sakit hati.

"Yaudah ambil," ucap Nayyara tanpa menatap Nolan. Terdengar helaan napas dari Nolan, tapi seketika Nayyara merasakan tubuhnya melayang.

Nayyara melotot kala sadar jika Nolan menggendongnya ala-ala bridle style. Saat hendak protes Nolan sudah lebih dahulu menaruh Nayyara ke dalam mobil. Kemudian Nolan masuk mobil dan tanpa menoleh ke arah Nayyara ia mulai menjalankan mobilnya.

Keadaan di mobil hening, Nayyara tidak memberontak atau pun mengoceh. Pandangannya mengarah ke luar jendela, bisa satu mobil lagi dengan Nolan adalah hal sederhana yang Nayyara rindukan.

Di mobil ini sedikit banyak kenangan, dua kali pula di dalam mobil ini kata 'putus' terucap dan membuat hubungan keduanya berakhir. Tapi, di sini pun Nolan sering manja pada Nayyara. Seperti menggenggam tangannya, mengusap-usapnya lembut, membelai rambutnya dan bercanda ria.

Nayyara rindu suasana itu, tapi sayangnya suasananya hanya hening dan sepi. Seolah di mobil ini hanya ada Nayyara saja, atau bahkan bagi Nolan ia menganggap Nayyara tidak ada di sini.

Tiba-tiba Nolan berdehem, refleks Nayyara menoleh. Dan Nolan masih fokus memandang jalanan.

"Gue bukan cowok brengsek yang biarin cewek pulang sendirian. Ini cuma karena gue kasihan, terlebih lo udah kasih informasi ke gue."

Nayyara terdiam, ia menatap Nolan lekat. Beberapa hari ia tidak berjumpa dengan Nolan, dan sekali berjumpa ekspresi datar dan dingin yang Nolan tunjukkan.

"Yakin lo bukan cowok brengsek? Kalau iya, kenapa lo putusin cewek dengan alasan nggak jelas? Egois!" hardik Nayyara tapi tidak dipedulikan oleh Nolan.

Nayyara memilih kembali menatap jendela dengan kedua tangan bersedekap di depan dada. Sepertinya memang tidak ada guna berbicara dengan Nolan.

•••

"Kebooo, ayoo sekolahh biar nggak goblok banget!"

Ini masih pagi, dan pagi Nayyara dihancurkan oleh kedua sahabat biadapnya itu. Sudah empat hari Nayyara membolos, dan hari ini pun sama. Tapi baru pukul 6 kedua sahabatnya itu datang dan langsung merecoki tidurnya.

Apalagi dari tadi Nafa terus meneriakinya 'kebo'. Tentu Nayyara merasa sangat jengkel, ditambah semalaman ia begang guna menonton tutorial cara melupakan mantan. Sampai-sampai ia stres!

"Bangun atau gue grebek!!"

"Bangun atau gue gorok!!"

"Bangun atau gue guyur!!"

"Bangun atau gue nikahin!!"

"Bangun atau gue perkosa!!"

"Eh anjir lo sama-sama cewek," protes Narendra pada Nafa. Nafa hanya nyengir saja, lain dengan Nayyara yang semakin stres karena ocehan kedua sahabatnya itu.

N & N [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang