Morning Sickness

5.7K 566 111
                                    

Di part sebelumnya pada umpat Steffi, kesel ya? :v
Part ini spesial deh kegemesan Iqnam:)

Bantu notif My Killer Ketos dong hehehehehehehe
👇👇👇
meliyanajiaa

Makasiii yaaa❤❤❤

***

Iqbaal baru saja kembali kamar, ia menutup pintu lalu membalikkan badannya mendapati (Namakamu) tengah duduk di tepi ranjang dengan kedua kaki yang ia lipat menatapnya dengan bibir mengerucut.

Iqbaal berjalan menghampirinya lalu berhenti di hadapannya membuat (Namakamu) mendongak.

Iqbaal mengangkat alisnya menatap (Namakamu).

"Gendong." (Namakamu) mengulurkan kedua tangannya meminta gendon seperti anak kecil. Iqbaal langsung mengendong dengan mengapit badan (Namakamu), mengendongmya seperti anak kecil. (Namakamu) langsung melingkari kedua tangan di leher Iqbaal dengan kaki yang mengapit badan Iqbaal.

Iqbaal menahan badan (Namakamu) dengan kedua tangannya di bokong (Namakamu).

Iqbaal membawanya duduk di tepi ranjang sebelah kiri. Kini (Namakamu) duduk di pangkuan Iqbaal.

(Namakamu) menatap mata teduh Iqbaal. Ia mengerjap melihatnya. Mata yang selalu meneduhkan sekaligus menusuk. 

Iqbaal terkekeh. (Namakamu) mendadak menjadi manja seperti ini membuat Iqbaal jadi gemas.

"Kenapa?" tanya (Namakamu) melihat Iqbaal terkekeh padahal tidak ada yang lucu, sekali lucu, Iqbaal malah tidak tertawa. Berharap Iqbaal tidak gila.

Iqbaal berdeham. Ia masih tidak menyangka, (Namakamu), cinta pertamanya, kini sudah menjadi miliknya. Gadis yang lumayan lucu sekaligus aneh yang hobinya suka menabrak dan masuk uks membuat Iqbaal berhasil merasakan cinta.

(Namakamu) masih melingkari kedua tangannya di leher Iqbaal. Ia memiringkan wajahnya menatap bingung.

Iqbaal jadi ingin bernostalgia masa SMA. Semua yang terjadi dulu, selalu ia ingat sampai sekarang dengan baik. 

"Masih marah sama aku?" tanya Iqbaal.

(Namakamu) memiringkan kepalanya kembali.

"Marah kenapa?" tanya (Namakamu). Marah soal tadi? Tidak, seharusnya (Namakamu) yang tanya pada Iqbaal, apa ia masih marah?

"Ciuman pertama kamu."

(Namakamu) tertegun, ia merona sedetik kemudian mengingat ciuman pertamanya. Ciuman pertama yang tidak di harapkan dirinya dari Iqbaal. Mengingat dulu (Namakamu) kesal dengan Iqbaal setengah mati.

(Namakamu) mengulum bibir lalu menggeleng.

"Masih marah soal ciuman di toilet?" tanya Iqbaal menggodanya.

(Namakamu) membulatkan matanya, kalau yang ini, saat itu (Namakamu) lebih marah. Ciuman keduanya yang juga ia dapatkan dari Iqbaal membuat ia mencak mencak tak jelas. 

"Ih apaan sih mas?" (Namakamu) menutup mulut Iqbaal dengan sebelah tangannya agar pria itu tidak membahas hal yang memalukan itu.

Wajah (Namakamu) sudah memerah sekarang. Dirasakannya bibir Iqbaal tertarik. Oh, apa Iqbaal sedang tersenyum? (Namakamu) menarik kembali tangannya, benar saja, Iqbaal sedang tersenyum. Lantas (Namakamu) juga tersenyum.

Iqbaal menggemaskan sekarang, lihatlah, kedua pipinya menggembung karena tersenyum. Tidak seperti biasanya yang datar.

"Kalau mas masih marah?" giliran (Namakamu) yang bertanya.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang