Suka?

2.4K 399 90
                                    

Di tunggu cerita baruku di akun
👇👇👇
meliyanajiaa

***

Devano mengedor pintu rumah Iqbaal bak memainkan drum, matanya terpejam menikmati lantunan musik yang ia buat. Hingga pintu terbuka Devano membuka matanya, tangannya kembali ke sisi tubuh.

"Mana anak gue?" tanya Devano sengit. Iqbaal hanya menatap datar.

"Di dalam," jawab Iqbaal.

Devano melengos tanpa di persilahkan Iqbaal. Pria itu hanya menghela nafas, berusaha untuk tetap sabar.

Devano menghampiri Ganendra yang tengah menatap Aurora sembari menopang kepala pada lipatan tangannya.

Aurora mendongak mendapati Devano, ia menyenggol lengan Ganendra sembari menunjuk Devano dengan bibirnya.

"Papa?" Ganendra menegakkan punggungnya. Oh ternyata tamu tidak sopan tadi adalah Devano.

"Ganen, kamu gapapa? Mana yang lecet?" Devano meneliti badan Ganendra satu persatu. Ia menangkup pipi Ganendra lalu menggerakkannya ke segala arah. Yang di perlakukan seperti itu menatap kesal pada pelaku.

"Papa apaan sih?"

"Ganen pulang sama papa!" ujar Devano ia berdiri lalu menarik tangan Ganendra. Iqbaal hanya menatap datar.

(Namakamu) baru saja kembali dsri kamar, terkejut melihat Devano tengah mengeret Ganendra.

"Dev," panggil (Namakamu).

"Thanks udah kasih tau gue," ujar Devano menatap (Namakamu).

"Lo liat nih jidat anak gue merah, emang dari dulu kejam lo kak," sinis Devano. Iqbaal hanya memutar bola matanya.

"Rora, tante, om, Ganen pulang!" pamit Ganendra yang di seret papanya.

"Iya," kekeh (Namakamu).

"Kamu sih mas, main nyentil anak orang," ujar (Namakamu).

"Kok nyalahin aku?"

(Namakamu) berdecih. "Iya aku yang salah! Bukan mas!" ujar (Namakamu) sembari melangkah pergi.

"Udah, Rora tidur," ujar Iqbaal datar. Aurora mengangguk lalu membereskan buku buku di meja. Setelah berada di pelukkannya, ia beranjak melangkah ke kamar.

Iqbaal menyusul (Namakamu).

***

"Mas," panggil (Namakamu).

"Hm?"

"Kayanya Ganen suka Rora deh," kekeh (Namakamu).

Iqbaal menoleh, alisnya menyatu.

"Aku kan juga pernah ngerasain jadi Aurora mas," cengir (Namakamu). Ya dulu (Namakamu) selalu kepedean, tapi rasa percaya dirinya terkadang membuatnya tidak peka dengan lingkungan sesgungguhnya.

"Rora masih kecil," ujar Iqbaal.

"Iya mas tau, tapi gimana kalau Ganen suka Rora?"

Iqbaal mengedikkan bahunya, ia memang tidak terlalu mengerti cinta cintaan saat seumuran dengan Aurora.

"Mas restuin ga Ganen sama Rora?" tanya (Namakamu) antusias. Seakan tak sabar melihat anaknya menikah lalu ia mendapatkan cucu.

Iqbaal menatap tajam pada (Namakamu) membuat wanita itu ciut. "Kenapa mas?" tanya (Namakamu).

"Rora masih kecil, jangan pikirin soal itu," ujar Iqbaal. (Namakamu) mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil.

"Kenapa sih?"

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang