Nostalgia 'Stak!'

4.2K 528 120
                                    

Maaf ya yang kecewa anak Iqbaal (Namakamu) gak kembar wkwk. Kalau kembar aku bingung sama alurnya nanti, soalnya udah di susun juga, jadi ya udah deh anak Aldi Salsha aja yang kembar, kalau anak Devano Dinda yang kembar kan gak bisa bayangin tuh gimana:v

Cerita aku yang If You Know dan sequel Super Baby, anaknya kembar kok:) baca aja wkwk

Bantu vote My Killer Ketos dong:)
Yang udah vote comment kemarin makasiii💕🔥
👇👇👇
meliyanajiaa

***

Arsen memberhentikan sepedanya di depan rumah Aurora, tanpa berkata apapun Aurora langsung masuk ke rumahnya. Arsen sendiri mengayuh sepedanya ke seberang. Entah kenapa, Arsen sayang dengan Aurora, jika bukan sepupu sudah Arsen pacarin sejak kemarin.

"Bunda, rora pulang." ucap Aurora melangkah menghampiri sang bunda yang tengah menghitung paper bag.

"Hei," (Namakamu) membalikkan badannya. Aurora menyalimnya. Tangan (Namakamu) bergerak mengusap kepala Aurora.

"Ganti baju gih, bunda udah siapin makanam kesukaan kamu." ujar (Namakamu) sembari tersenyum.

Aurora mengangguk dengan eajar datarnya lalu melangkah ke kamar. (Namakamu) hanya menggelengkan kepalanya, padahal sejak kecil diajarin untuk tersenyum, tapi kenapa Aurora mewarisi sifat Iqbaal?

Aurora tumbuh sebagai anak yang cerdas nan cantik. Untung saja Iqbaal dan (Namakamu) pintar, jadi kecerdasannya menurun ke anaknya yang jauh lebih pintar. (Namakamu) tidak menyangka, rasanya baru saja ia melahirkan kemarin, tapi Aurora sudah sebesar ini. Tapi bagaimanapun, (Namakamu) tetap menganggapnya anak kecil.

***

"Siniin laptop papa Gan." panggil Devano menghampiri anaknya yang tengah bermain games menggunakan laptop Devano.

Ganendra menoleh sejenak sebelum akhirnya kembali menatap layar. "Bentar pa, seru nih!"

"Papa mau edit video." Devano duduk di sebelah Ganendra hendak merebut laptop miliknya.

"Bodo amat." gumamnya.

'Plak!'

"Pa!" Ganendra tersentak saat Devano menaboknya. Asal kalian tahu, Devano sering sekali menabok Ganendra, tak jarang juga Ganendra membalasnya.

"Suka banget nabok!" gerutunya. Terpaksa ia mematikan gamenya.

"Siapa suruh, kamu yang nabok papa duluan!" Devano meraih laptopnya lalu beranjak berdiri.

"Kapan Ganen nabok papa?!" tanyanya tak terima, ia ikut berdiri.

"Waktu kamu masih di perut mama."

"Papa goblok! Gak bisa dong!" Ganendra tak jarang merasa kesal dengan tingkah Devano yang seolah masih seusianya.

"Bodo!" Devano melangkah pergi. Devano walaupun sudah berusia, followers youtubenya semakin banyak, kali ini sudah mencapai belasan juta followers. Entah apa yang membuatnya terkenal seperti ini.

"Mama pulang!" Dinda berdiri di depan pintu sembari membawa sekotak es krim pesanan Ganendra. Es krim yang ia bawa sendiri dari toko es krimnya, gratis.

"Mana es krim Ganen?" Ganendra menghampirinya langsung menagih permintaannya.

Dinda melirik sinis. "Salam dulu!" berangnya.

Ganendra menyengir lalu menyalim sang bunda. Tak lama, ia merambas sekotak es krim yang Dinda bawa.

Ganendra berlari ke dalam lalu berteriak. "Pa es krim nih!!"

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang