Di tolak

2.5K 414 70
                                    

Happy 100K viewers hihihi

***

Ganendra kehilangan jejak, Aurora berlari dengan cepat. Sepertinya sudah di jemput Iqbaal dengan mobil. Ganendra pulang dengan rasa rasa penasaran yang berkecamuk.

Sesampainya di rumah, langkahnya terasa berat, terdengar ia menghela nafas. Devano menjulang tinggi di depannya membuat Ganendra mendongak. Sebuah surat di sodorkan ke arahnya.

"Ini apa pa?"

"Salim dulu dong," gemas Devano. Ganendra menyengir lalu menyalim tangannya.

"Dari Aurora."

"Hah?!"

Aurora tadi menulis surat selama di mobil, lalu ia berikan pada Devano setelah sampai di rumahnya.

Ganendra langsung meraihnya. Wajahnya tampak antusias. "Makasih pa!" Anak itu ngacir ke kamar. Devano yang baru hendak bersuara, terhenti. Ia berdecak.

Ganendra melempar ranselnya sembarang arah. Buru buru membuka surat itu.

Maaf ya, Rora makan setengah. Ganen tau Rora suka seblak, jadi ga mungkin Rora gak makan. Tapi kalau Rora makan semua, nanti Ganen kira Rora terima.

Rora gak ngerti pacar pacaran, ayah juga belum bolehin Rora pacaran. Jadi temenan aja ya.

-Rora

Ganendra melongo, hatinya mencelos ke perut. Ganendra di tolak. Di tolak cuy!

"Gue di tolak?" Ganendra memegang dadanya sendiri.

"Ganen." Devano berdiri di depan pintu.

" Devano berdiri di depan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa, Ganen di tolak." Ganendra memasang wajah sedihnya. Devano terkekeh lalu masuk ke kamar. Ia duduk di sebelah Ganendra. Tangannya meraih surat itu.

"Cewek cantik itu gak gampang dapetinnya Ganen, usaha kamu harus lebih besar."

Ganendra menoleh dengan bibir memgerucut. "Papa sendiri mantannya cantik cantik, gimana dapetinnya?"

Devano terkejut. "Tau dari mana?"

"Mama curhat ke Ganen kemarin, katanya mantan papa cantik cantik." Devano melongo di buatnya. 

"Bagi tips," ujar Ganendra.

"Karena papa ganteng, jadi dapetnya gampang." Devano menjentikkan jarinya.

"Ganen juga ganteng!"

"Tipsnya, satu doang, perjuangin sampai titik darah penghabisan."

"Mati dong!"

"Bukan gitu!"

"Udah pokoknya perjuangin!" Devano beranjak menepuk pundak Ganendra dua kali. Lalu ia tertawa iblis melangkah keluar kamat.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang