Perantara

2.8K 428 51
                                    

Baca cerita baruku yuk
LangTari
👇👇👇
meliyanajiaa

Makasii 💙

***

"Ra gimana jadi ketos selama sebulan ini?"

Aurora yang sedang melahap makanannya kini menatap (Namakamu).

"Lancar bun," ujar Aurora.

"Banyak yang nakal?" tanya (Namakamu). Ia jadi penasaran rasanya jadi ketua osis.

"Banyak! Rora hukum keliling lapangan!"

(Namakamu) bergidik. Begini hasil didikan Iqbaal?

"Bagus!" celetuk Iqbaal.

Alka hanya menatap bingung apa yang mereka bicarakan. Ia fokus makan saja.

Iqbaal beralih menatap Alka. Astaga, pipi Alka belepotan. Nasinya bahkan ada di pipi.

"Alka, makannya pelan pelan." Iqbaal bersuara. Alka menatapnya sembari menyengit. Ia masih tahap belajar untuk makan dengan baik.

"Rora seperti mas," bisik (Namakamu). Iqbaal melirik dengan wajah datar. Sumpah, jika (Namakamu) boleh jujur, ia iri dengan wajah Iqbaal yang kencang.

(Namakamu) memilih diam.

"Kalau ada yang salah, hukum aja!"

(Namakamu) bergidik ngeri. Seramnya Iqbaal tidak pernah hilang.

"Iya yah."

***

"Pa, Ganen nyesel pilih Rora jadi ketua osis." Ganendra menghampiri Devano yang sedang mengedit video di ruang tengah.

"Kenapa?" tanya Devano.

"Suka banget hukum orang, Ganen aja di hukum, tega sumpah!" gerutunya.

Devano menoleh dengan wajah menahan tawa. "Serius?"

"Iya!" Ganendra menekuk wajahnya.

"Maklumin ya, anak om Iqbaal, sama kaya bonyoknya." Devano kembali menatap layar laptop.

"Maksudnya?"

"Dulu kan om Iqbaal juga ketos, papa juga sering di hukum," kekeh Devano.

Ganendra melongo. "Jiplakan banget!"

"Papa gak ngerti ya cara pikir om Iqbaal sama Rora. Masa tega hukum orang yang di sayang?"

Pipi Ganendra memanas dengan pertanyaan Devano. "Tapi kamu manfaatin aja, sering sering di hukum, biar bisa deket Rora."

Ganendra tersenyum sumigrah sambil mencubit udara. "Papa pinter!!"

"Jelas, emang kaya kamu? Bego kaya mama."

"MULUT LO MAU GUE JAHIT?" sentak Dinda mengagetkan Devano.

"Sejak kapan lo di situ?" tanya Devano. Dinda berdiri tak jauh darinya.

"SEJAK LO LAHIR!" kesal Dinda.

"Papa, mama gak usah berantem mulu deh!"  Ganendra beranjak dengan kesal. Telinganya selalu memanas kala kedua orang tuanya berdebat.

"Bukan urusan kamu!" balas Dinda.

Ganendra melangkah ke kamarnya. Ia akan menenggelamkan kepala di bantalnya agar kepalanya tidak meledak mendengar debatan Devano dan Dinda.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang