Calon Pacar

2.5K 429 52
                                    

Maaf banget baru next huhu👉👈

Comment yang banyak dung biar gue semangat terus bisa cepet next😂

Makasii💙

HAPPY READING

***

I

qbaal membentuk garis lurus di bibirnya, malas menjawab pertanyaan Ganendra yang tak perlu ia jawab. Sebenarnya ia sudah mengizinkan Aurora untuk pacaran, tapi ia tidak bilang, biar saja Aurora yang menentukan pilihannya. Jika Aurora menginginkannya, pasti gadis itu akan meminta izin sendiri pada Iqbaal.

"Ganen yang sopan dong," desis Dinda. Ganendra menyengir. Sungguh, Ganendra ini agresif melebihi bonyoknya. Sebenarnya Ganendra menurunkan sikap Devano atau Dinda?

Seorang pelayan menghampiri keluarga Devano bertepatan juga dengan pelayan lain yang mengantarkan makanan pesanan Iqbaal, (Namakamu), dan Aurora.

"Pesanannya sama kaya sebelah," celetuk Devano. Dinda baru saja hendak bersuara akhirnya terhenti lalu menatap tajam pada Devano.

Pelayan itu mengangguk lalu tersenyum ramah kemudian kembali ke dalam.

"Apa apaan sih Dev?" kesal Dinda.

Ganendra tidak masalah dengan kelakuan Devano.

"Liat, kayanya enak." Devano menjilat bibirnya sendiri sambil memandangi makanan di meja Iqbaal.

Dinda menghela nafas lalu memegang kepalanya sendiri.

Sambil menunggu pesanan datang, Ganendra menopang dagu sambil memperhatikan Aurora. Bibirnya melengkung menyunggingkan senyum yang menawan.

(Namakamu) sedang membantu Zaniel memotong ayam di piringnya. Zaniel kesulitan makan karena mejanya terlalu tinggi. Jadi (Namakamu) saja yang menyuapinya.

"Bunda, Niel makan sendiri," ujar Zaniel.

"Tapi kamunya gak sampai Niel."

Zaniel mengerucutkan bibirnya, ia lebih suka makan sendiri.

"Ya udah, nih," pasrah (Namakamu) sambil memberikan sendok dan garpunya pada Zaniel.

Zaniel langsung tersenyum senang. Ia makan dengan perlahan. (Namakamu) tersenyum melihatnya, memang Zaniel lebih unik karena biasnaya seusia Zaniel lebih suka disuapi orang tuanya dari pada makan sendiri. Mungkin ada sikap Iqbaal yang menurun pada Zaniel.

Sesekali (Namakamu) mengelap bibir Zaniel yang belepotan dengan tisu. Ia memaklumi sikapnya sendiri yang menurun pada Zaniel.

***

Iqbaal dan (Namakamu) sudah berada di kamarnya, setelah makan tadi mereka langsung pulang. Kini keduanya baru saja naik ke ranjang setelah keluar dari kamar mandi.

"Mas, minggu depan kan Rora ulang tahun yang ke 17, nau rayain di mana?" tanya (Namakamu).

"Resto aku aja," ujar Iqbaal menatapnya. Biasanya setiap ulang tahun Aurora hanya di rayakan di rumahnya.

"Bener mas?" tanya (Namakamu) antusias.

"Iya."

"Makasih!"

"Kenapa makasih? Rora kan anak aku juga?" Iqbaal menyatukan alisnya.

(Namakamu) menyengir.

Pintu kamar terbuka mengalihkan perhatian keduanya. Tampak Zaniel menyembulkan kepalanya.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang