Jedor

2.7K 427 62
                                    

Sedari tadi Iqbaal memainkan jemarinya di wajah (Namakamu). Wanita itu memang tak terusik. Tapi mulai meracau nama Iqbaal.

"Kak Iqbaal.."

"Kakak nyebelin.."

Iqbaal tertegun mendengarnya. (Namakamu) memanggil 'kak'. Apa yang wanita itu mimpikan?

"Kak Iqbaal!"

"Kak Iqbaal!"

Iqbaal hanya memperhatikannya tanpa membangunkan (Namakamu). Selelah itu sampai memimpikan Iqbaal?

Iqbaal malah terkekeh sekarang. Lucu sekali (Namakamu). Wajahnya tampak sedang kesal, ia jadi penasaran dengan mimpi (Namakamu).

"Sakit kampret!"

Iqbaal melotot mendengar wanita itu bicara kasar. Tangan Iqbaal bergerak menyentil kening (Namakamu). Wanita itu terkejut kecil lalu terbangun dengan wajah bingung.

Iqbaal terkekeh. "Kak.. Eh Mas?"

"Mimpi apa sih?" tanya Iqbaal.

(Namakamu) mengendarkan pandangan, setengah nyawanya masih berada di alam bawah sadar. Mimpi tadi tampak nyata, saat ia masih mengenakan seragam sekolah lalu terlambat, memutuskan untuk memanjat gerbang belakang lalu di sentil Iqbaal.

"Hhh.." (Namakamu) menghela nafas lalu membalikkan tubuh. 

"Ada seblak," pancing Iqbaal. Wanita itu langsung menatap Iqbaal dengan wajah antusias. Seblak, makanan kesukaannya juga.

"Beneran mas?"

"Iya di kasih Ganen," ujar Iqbaal.

(Namakamu) sebenarnya masih ingin tidur, tapi pasti Iqbaal tak akan membiarkannya.

"Tidur bentar lagi ya mas," ujar (Namakamu).

"Kalau kamu tidur, seblaknya aku habisin." Iqbaal bergerak turun dari ranjang menciptakan goncangan. Tuh kan, Iqbaal selalu mengancam.

"Mas.." rengek (Namakamu). Iqbaal melangkah ke sampingnya. Tangannya terulur.

"Ayo makan," ujar Iqbaal. (Namakamu) memberengut, ia sedang di landa dilema.

"Aku habisin?"

(Namakamu) beranjak duduk dengan bibir mengerucut. Ia menguap lalu menutupnya dengan tangan. Ia beranjak berdiri, bukan berdiri di lantai, tapi di ranjang. Tak lama ia melompat ke badan Iqbaal. Pria itu hampir tersungkur jika tak menyeimbangkan badannya.

(Namakamu) menggelayut bak monyet dan badan Iqbaal sebagai pohonnya.

"Nanti Rora liat."

"Biarin." Iqbaal berdecak. Jangan salahkan Iqbaal jika Aurora lihat.

"Ayo mas!" (Namakamu) menendang bokong Iqbaal dengan kakinya. Kepalanya ia tenggelamkan di pundak.

'Plak!'

Tangan Iqbaal memukul pelan bokong (Namakamu). Wanita itu berhenti menendangnya. Iqbaal melangkah keluar kamar dengan membawa (Namakamu).

Iqbaal berpapasan dengan Aurora yang habis dari depan rumah, ia mengusir Ganendra pulang.

"Mana Ganen?" tanya Iqbaal.

"Rora usir yah."

Iqbaal tertegun tak lama mengangguk. Aurora menatap heran bundanya. Ia bahkan mengira anak kecil, karena badan (Namakamu) dan Aurora tak jauh beda.

(Namakamu) sudah terlelap di gendongan Iqbaal, secepat itu. Jadi ia tak tau jika Aurora memergokinya.

"Bunda kenapa yah?"

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang