Di Gantung

2.6K 428 73
                                    

Aurora masih diam di tempat. Menatap Ganendra dengan mengerjap. Lelaki itu melompat duduk ke pinggir jendela. Ia menatap Aurora sembari tersenyum. Gadis itu gelagapan di buatnya.

Aurora tersadar, ia tersentak lalu melotot ke Ganendra. "Gak jelas! Pulang ih!!"

Dengan tak berhati, Aurora mendorong badan Ganendra.

'BRUK!'

Ganendra kehilangan keseimbangan alhasil jatuh ke tanah. Ia meringis memegangi tangannya. Jika ia tak suka Aurora, sudah ia bunuh.

Aurora terkejut menutup mulutnya, apa ia terlalu kasar? Ia menopang tangan dengan pinggir jendela lalu kepalanya menyembul. Dilihatnya Ganendra tergeletak di bawah.

"Ganen!"

"Akh!" Ganendra memegangi tangannya yang nyeri, berharap tidak patah.

Aurora panik seketika, ia berlari keluar rumah. Tak lama ia sudah di sebelah Ganendra. Ia membantu Ganendra berdiri.

Ganendra hanya meringis sembari memegang tangannya. Aurora jadi merasa bersalah.

"Lo gapapa?"

"Sakit!" Ganendra menggerakkan tangannya, wajahnya meringis.

"Ra kayanya patah deh." Aurora melotot kaget. Bagaimana ini?

"Serius?" tanya Aurora.

"Iya Ra, gak bisa di gerakkin!"

Aurora mengacak rambutnya. Ia harus apa sekarang? Memanggil Iqbaal atau (Namakamu)? Bagaimana menjelaskan ke Devano dan Dinda?

"Ganen maafin gue," lirih Aurora. Ia mulai berkaca kaca.

"Ra sakit!" gerutu Ganendra. Aurora tidak bisa berpikir jernih sekarang, ia hanya bisa menangis.

"Ganen maaf.."

"Gimana nih?" tanya Aurora. Ganendra hanya sibuk memegangi tangannya. Ia tak menggubris Aurora.

Aurora sesegukkan, ia menghambur memeluk Ganendra. "Ganen maaf.."

Ganendra tertegun. Ia terdiam lalu menatap kepala Aurora di depannya. Jantung Ganendra berdegup cepat sekarang. Padahal ia hanya pura pura sakit. Tangannya hanya sedikit nyeri, ia rasa tidak patah. Ia hanya mengerjai Aurora. Lihat, Aurora jadi memeluknya sekarang, Ganendra tersenyum dalam diam, tidak sia sia berakting.

Ganendra dan Aurora tak bersuara kecuali isak Aurora yang terdengar. Ia masih setia memeluk Ganendra.

Keduanya tidak sadar, sepasang mata kini menatap mereka di jendela. Pria ini hanya diam sembari bersidekap dada.

Ganendra terkekeh akhirnya. Tangannya bergerak mengusap kepala Aurora. Gadis itu mendongak memperlihatkan wajah penuh air mata. Ah! Ganendra jadi tidak tega!

"Gue gapapa Ra." Aurora menatap bingung.

"Gue bercanda." Lantas Aurora melepas pelukannya lalu mendorong Ganendra. Ia menatap marah padanya, Ganendra hanya tersenyum lebar.

"Lo jahat!"

"Lo boongin gue?!"

"Gak lucu Ganen!!" pekik Aurora. Nafasnya tersenggal senggal.

"Maaf Ra," kekeh Ganendra.

"Ekhem!" Ganendra dan Aurora menoleh ke arah sumber suara. Keduanya melotot mendapati Iqbaal di sana. Astaga! Sejak kapan? Apa tadi Iqbaal melihat Aurora memeluk Ganendra? Habis keduanya.

"Ayah.."

"Masuk rumah!" sentak Iqbaal. Aurora terlonjak kaget. Ganendra meringis, gara gara dirinya. Kenapa jadi begini?

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang