Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya

4K 510 99
                                    

Aku minta vote kalian di sini dung😂👇👇👇
meliyanajiaa

Makasiii hehehe💕

Biar ketemu kembaran Iqbaal gitu🙃❤

Btw, judulnya panjang banget HAHA

***

(Namakamu) tengah mengompres pipi Aurora dengan es batu yang di balut handuk kecil. Tadi di sekolah ia juga sudah mengompresnya, meminta es batu pada ibu kantin. Pipi Aurora masih membiru. Tapi wajah Aurora tidak menampilkan ekspresi sakit sedikit pun. Ternyata Aurora mewarisi sifat Iqbaal yang pandai menyembunyikan ekspresi.

"Sakit gak?" tanya (Namakamu).

"Nggak bun."

"Untung aja kamu gak kenapa napa Ra," ujar (Namakamu) sembari mengompres pipi Aurora, sesekali menjauhkan tangannya agar pipi Aurora tidak kedinginan. Sebenarnya tangan (Namakamu) yang kedinginan, ia mengganti tangan sebelahnya.

Aurora terkekeh kecil.

Iqbaal baru saja pulang dari restorannya, setelah dari kantor. Kadang (Namakamu) juga bingung, apa Iqbaal tidak lelah? (Namakamu) saja lelah, padahal bukan ia yang bergerak.

Iqbaal menghampiri kedua bidadarinya. (Namakamu) tidak sadar jika Iqbaal sudah pulang.

"Yah," panggil Aurora. (Namakamu) menoleh ke belakang. Ah, benar saja ada Iqbaal. Lantas ia berdiri menyalim Iqbaal. Pria itu juga mencium kening (Namakamu). Aurora ikut menyalimnya, Iqbaal juga melakukan hal yang sama.

(Namakamu) memberikan es batu tadi pada Aurora. Ia mengambil ahli jas dan tas yang di bawa Iqbaal.

Iqbaal memilih duduk sementara (Namakamu) ke kamar. Iqbaal duduk di sebelah Aurora. Anaknya tengah mengompres pipinya sendiri. Iqbaal memperhatikannya.

Aurora menatap sang ayah datar. "Kenapa yah?"

Iqbaal menggeleng. Ia mengambil alih es batunya. "Sini,"

Iqbaal yang mengompresnya sekarang. "Ayah kan capek, udah Rora aja." Aurora hendak merebut kembali namun Iqbaal menjauhkannya.

"Gapapa." jawab Iqbaal. Aurora mengangguk membiarkan Iqbaal menyentuh pipinya dengan es batu.

(Namakamu) kembali ke ruang tengah lalu bertanya pada Iqbaal.

"Mas mau makan apa?"

Iqbaal mendongak. "Apa aja (Nam)" jawabnya lembut.

"Rora mau makan apa? Bunda masakin yang spesial." tawar (Namakamu).

"Apa aja bun." (Namakamu) berdecak. Sama saja mereka berdua. Ia mendengus lalu melangkah ke dapur.

***

Tak ada yang menyangka jika Devano memarahi Ganendra. Dinda juga tak percaya.

"Papa gak pernah ajarin kamu berantam Ganen!"

Ganendra hanya duduk tertunduk. Ia tidak pernah di marahi sang ayah seumur umur.

"Kamu kira apa baiknya berantam?!"

"Kamu kira papa sama mama gak cemas tadi di telpon guru kamu?!"

Dinda memilih ke dapur saja menyiapkan makan malam. Tidak tahu Devano sedang berakting atau beneran marah.

"Maaf pa,"

"Kalau sampai anak orang kenapa napa gimana?! Mau tanggung jawab?!" Devano berdecak gusar melihat anaknya, ia duduk di kursi yang berbeda.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang