Idiot?

2.6K 426 98
                                        

Panas Aurora semalam sudah turun dan hari ini ia nekat untuk sekolah, padahal (Namakamu) sudah menyarankan agar ia di rumah saja. Tapi Iqbaal malah mengizinkannya, ya sudah.

Pulang sekolah, Aldi berbaik hati mengantarkan Aurora, Arsen dan Ivana untuk menjenguk Ganendra. Ketika hampir sampai ke kamar Ganendra, Aldi bersuara.

"Arsen, Ana ikut papa bentar," ujar Aldi.

"Rora masuk aja duluan," lanjutnya. Aurora mengangguk lalu melangkah ke mendekati Devano yang sedang menelpon di depan kamar Ganendra.

"Om," sapa Aurora. Devano hanya mengangguk sembari tersenyum lalu mengode Aurora untuk masuk saja.

"Iya sayang, kamu cepetan ke sini ah, aku laper!" gerutu Devano. Aurora hanya menggelengkan kepalanya. Lalu ia masuk ke kamar Ganendra. Tampak lelaki itu tengah duduk bersandar pada ranjang. Ganendra sudah duduk seharian, karena punggungnya akan sakit ketika berbaring.

Aurora membawa buah di kantong kreseknya. Ia berdiri di sebelah ranjang ranjang Ganendra sembari tersenyum tipis.

"Lo gapapa?" tanya Aurora.

"Gue bawain buah, cepet sembuh," ujar Aurora sembari memberikan kantong kresek itu.

Ganendra mengambilnya lalu tersenyum aneh pada Aurora. Gadis itu mengerjap lucu. Ganendra meraih salah satu buah di dalam kantong kresek, ia mengambil apel. 

Aurora menganga ketika melihat Ganendra menggigit apel itu dengan ganas. Kening Aurora berkerut. Kenapa Ganendra bersikap seperti.. Orang idiot?

Apa karena ketembak Ganendra menjadi idiot seperti ini?

"Gan," panggil Aurora.

Ganendra menoleh dengan tatapan aneh dan senyuman konyol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganendra menoleh dengan tatapan aneh dan senyuman konyol. Aurora menutup mulutnya sendiri, ia mencelos.

"Gan, lo kenapa?" tanya Aurora. Ia menggeleng tak percaya, Ganendra tidak mungkin menjadi seperti ini?

Aurora terduduk di kursi, dadanya terasa sesak. Ganendra kenapa?

"Ganen, jangan bercanda," ujar Aurora tapi tidak di tanggapi oleh Ganendra, lelaki itu hanya menatap aneh.

Aurora mulai terisak, Ganendra seperti ini karena dirinya. Kekonyolan Ganendra bertambah berkali kali lipat.

"Ganen," panggil Aurora dengan suara bergetar.

'Clek!'

Devano baru saja selesai menelpon Dinda, ia melangkah mendekati anaknya, tatapan Devano jatuh pada Aurora yang tengah menangis. Kenapa?

"Rora kenapa?"

"Kenapa Ganen jadi gini?" tanya Aurora di sela isaknya. Devano mengernyit lalu beralih pada Ganendra. Lelaki itu kini mengedipkan matanya mengode Devano. Sedetik kemudian Devano bersuara.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang