Satu Hati

3.1K 475 55
                                    

"Tante (Namakamu) hamil," ujar Devano. Ganendra langsung menoleh dengan mata melotot.

"Ganen punya adik ipar dong?!" seru Ganendra membuat Devano terkekeh.

"Iya!" Devano mencekik leher Ganendra dengan mengapitnya.

'Uhuk!'

Ganendra terbatuk lalu memukul tangan kekar Devano. Pria itu kemudian menarik tangannya. "Papa mau bunuh Ganen?!"

"Ganen mau punya adik juga?" tanya Devano.

"Hah? Emang bisa?" Devano tertawa renyah.

"Bisa dong!"

"Mau! Biar Rora punya adik ipar juga!" Ganendra mengangguk antusias. Ia tidak mengerti sepenuhnya cara mendapatkan adik. Tapi Devano mengatakan bisa, tentu ia mau.

"Minta sama mama sana," ujar Devano. Ganendra langsung beranjak mencari Dinda. Devano tertawa terbahak bahak.

"Mama!" pekik Ganendra ke dapur. Dinda ada di sana tengah memotong bahan makanan.

"Apa sih?"

"Ganen mau adik!" Dinda hampir memotong jarinya sendiri. Ia menoleh menganga menatap Ganendra.

"Hah?"

"Papa bilang kalau mau adik minta sama mama," ujar Ganendra.

Dinda mengerjap sebelum akhirnya berteriak.

"DEVANO!!!!!!"

***

Hari yang menyenangkan adalah hari libur. Iqbaal tengah mencuci mobilnya di halaman rumah. (Namakamu) keluar menghampiri Iqbaal ingin membantu.

"Mas, aku bantu ya," ujar (Namakamu).

"Gak usah," tolak Iqbaal.

"Aku gapapa kok!"

(Namakamu) bersikeras ingin membantu. Iqbaal menoleh lalu mengangguk pasrah.

(Namakamu) membantu Iqbaal membilas body mobil yang berbusa dengan air.

"Pagi om! Pagi tante!" sapa Ganendra saat lewat dengan sepedanya. Ia hendak ke warung membeli bahan makanan.

Iqbaal dan (Namakamu) lantas menoleh. "Hai!" sapa (Namakamu).

Setelah Iqbaal selesai mencuci, ia mengambil alih kegiatan (Namakamu).  Wanita itu kini menurut, ia duduk di pinggir teras sembari memperhatikannya.

Iqbaal menunggu Ganendra kembali, ia ingin berbicara padanya. Sesekali mata Iqbaal menjaga sosok Ganendra agar tidak kelewatan.

Tak lama Ganendra kembali di kantong kresek yang di gantung di sepedanya.

Iqbaal mematikan keran lalu menghampiri Ganendra.

"Ganen," panggil Iqbaal. Ganendra sedikit terkejut lalu mengerem sepedanya.

Mimpi apa Ganendra di sapa Iqbaal?

"Ya om?"

"Nanti malam mau belajar bareng?" tanya Iqbaal. Ganendra mengerutkan keningnya. Belajar bareng Iqbaal?

"Sama Rora," lanjut Iqbaal. Memang saking singkatnya Iqbaal bicara, sampai merubah makna.

"Oh, mau dong!" seru Ganendra. Sepertinya Ganendra sedang mimpi indah dan berharap tidak dibangunkan.

"Nanti malam ke rumah," ujar Iqbaal datar. Lalu ia melangkah kembali membilas mobilnya.

(Namakamu) hanya menatap takjub, ia mendengar apa yang Iqbaal bicarakan. Dilihatnya Ganendra sedang menepuk pipinya sendiri memastikan bahwa ia tidak mimpi.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang