Luga

2.4K 458 59
                                    

Maaf ya baru up hehe

Spam comment dong biar aku semangat:)

***

Aurora tengah menatap lumba lumba di sebelahnya, ia hendak tidur tapi rasanya sulit. Tangan Aurora bergerak menyentuh boneka itu. Mengelus bulu lembutnya perlahan. Ia menarik sirip lumba lumba itu dan memeluknya.

Aurora bingung dengan perasaannya. Ia merasa senang saat Ganendra memberikannya boneka. Tapi ia juga merasa risih Ganendra terlalu berlebihan.

Aurora menatap mata lumba lumbanya. "Kenapa kamu mau di beli sama Ganen?" monolognya.

Pintu kamar Aurora terbuka perlahan, Aurora sampai tidak sadar ada yang masuk. Iqbaal masuk ke dalam. Aurora memunggunginya. Iqbaal hanya memandangi Aurora yang tengah bicara dengan bonekanya.

Iqbaal terkekeh dalam hati, ada ada saja putrinya. Memang kelakuan anehnya di turunkan (Namakamu).

"Masa Rora suka sama Ganen?"

"Rora kasih nama apa ya ke kamu? Em... Luga? Lumba lumba Ganendra?"

Iqbaal mengerjap. Ia melangkah ke ranjang. Aurora terkekeh, memang orang yang sedang mabuk asmara begini. Tidak peduli di sangka gila.

Iqbaal duduk di pinggir ranjang. Aurora terlonjak kaget lalu membalikkan badannya, lebih terkejut lagi saat melihat Iqbaal dengan wajah datar.

"Ayah," gumam Aurora sembari beranjak. Astaga, Iqbaal tadi mendengarkan apa yang ia katakan?

"Belum tidur?" tanya Iqbaal. Aurora gelagapan.

"Be..belum yah."

"Kenapa yah?" tanya Aurora melihat Iqbaal terus memandanginya. Jantung Aurora berdebar takut di marahi.

"Kasih ayah, bonekanya," ujar Iqbaal.

Aurora terkesiap. "Kasih ayah," ulangnya.

Aurora dengan berat hati memberikannya pada Iqbaal. Apa Iqbaal tak suka Ganendra memberikannya.

Luga sudah di tangan Iqbaal. Aurora menatap sedih padanya. Masa baru di berikan nama sudah di ambil Iqbaal?

Wajah Aurora reflek menekuk. Iqbaal memperhatikan ekspresi Aurora, seolah tak rela Iqbaal mengambilnya.

Iqbaal tertawa dalam hati, ia tidak benar benar akan mengambilnya dari Aurora.

"Ayah cuci dulu bonekanya," ujar Iqbaal setenang mungkin. Aurora mendongak, ia menghela nafas lega.

"Udah, tidur," pinta Iqbaal.

"Iya yah," senyum Aurora.

Iqbaal keluar membawa Luga. Lalu menutup pintu kamar. Aurora menghempaskan tubuhnya kembali. "Kirain Luga mau di ambil."

***

"Rora lagi meluk bonekanya gak ya?" Ganendra menatap Langit langit. Ia sedang sulit tidur. Pikirannya tertuju pada Aurora.

Ganendra senang, Aurora mau menerima pemberiannya itu. Harap harap tidak membuangnya. Ia yakin Aurora bukan orang setega itu.

"Sekarang lumba lumba dulu, nanti anak beneran."

***

Aurora melangkah keluar kelas, mendadak sebuah tangan beserta bunga mawar muncul dari balik pintu, membuat langkah Aurora berhenti.

Seorang lelaki menampakkan dirinya. Aurora bergidik. Raffa tersenyum. "Ra, buat lo," ujar Raffa.

Aurora menatap bunga mawar itu lalu kembali menatap Raffa. "Apaan sih?" tanyanya.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang