Reuni

2.9K 445 62
                                    

"Kapan kalian pacaran?" tanya Dean. Ia masih tak percaya jika Iqbaal menikah sama (Namakamu) yang dulunya mereka tampak sebatas korban dan pemangsa.

"Kalian gak tau Iqbaal kan pacaran pas semester dua kelas sebelas," ujar Aldi. Semuanya terperangah. Ternyata Iqbaal tidak jomlo? Ia backstreet!

"Wah gak adil! Lo ngelarang anak anak pacaran tapi lo sendiri pacaran!" Zal tahan gue!" sengit Yudhi sembari memajukan badannya hendak berantam dengan Iqbaal tapi sok sokan memegang Rizal agar menahannya.

"Berantam sana," ujar Rizal tak peduli.

"(Nam), Iqbaal sekarang gimana ke lo? Udah gak kaya dulu kan?" Dean bertanya.

Baru saja (Namakamu) membuka mulut, tapi ia menoleh terkejut ketika tangannya di genggam Iqbaal. (Namakamu) menatap sinis.

"Enggak lah," jawab Iqbaal.

"Soalnya kasian gue kalau lo jahat ke (Namakamu)," kekeh Dean.

"Gue jadi kepo Baal, padahal dulu aja suka ngehukum, sekarang malah jadi bini." Bintang tertawa.

Iqbaal menatap sinis pada mereka yang sudah kebal di tatap seperti itu

(Namakamu) menggerakkan tangannya mengode Iqbaal. Ia malu di genggam seperti ini di depan banyak orang.

Iqbaal malah mengeratkan genggamannya, takut (Namakamu) hilang.

"Mas, aku mau balik ke Salsha sama Dinda," lirih (Namakamu). Ia tadi mengatakan hanya sebentar tapi Iqbaal sedang menahannya.

"Mulai aja acaranya," celetuk Bintang. Rizal mengangguk setuju lalu pamit ke atas panggung sebagai pembukaan acara reuni. Lalu di susul dengan sambutan dari tiga mantan ketua osis setiap angkatan.

Iqbaal terakhir naik ke panggung, entah apa maksud Rizal. Ketua osis terbaik sepanjang masa. Suasana yang tadi ricuh kini terdiam saat Iqbaal bersuara. Ternyata masih efek?

Bahkan sekarang hanya terdengar suara lantunan musik yang terdengar. Aldi terkekeh lalu menggelengkan kepala.

"Emang Iqbaal itu gak pernah hilang dari julukan killernya ya," gumam Aldi. (Namakamu) tertawa.

Setelah Iqbaal turun, semua alumni bertepuk tangan. Iqbaal kembali ke samping (Namakamu). Wanita itu menyengir.

"Kenapa?"

(Namakamu) benar benar merasa seperti sedang sekolah seperti dulu. Iqbaal yang selalu seperti itu membangun suasana nostalgia semakin terasa.

"Mas gak bisa senyum dikit gitu?" tanya (Namakamu).

"Gak," jawab Iqbaal. (Namakamu) berdecih.

"Au ah, aku mau cari Salsha Dinda," ujar (Namakamu) sembari berlalu. Ia mode mengambek.

(Namakamu) kembali ke tempat tadi. Salsha dan Dinda masih di tempat yang sama. "Lama banget," gerutu Salsha.

"Di tahan singa," gumam (Namakamu).

"Hahaha." Dinda tertawa.

Bintang naik ke atas panggung, siapa yang tidak merindukan suara emas perempuan ini?

Suara teriakan mulai bersahutan.

"Gue mau ke toilet dulu." Dinda memberikan gelas yang ia pegang pada Salsha.

"Kebelet," ujar Dinda.

"Mau di temenin?" tanya (Namakamu). Dinda menggeleng lalu segera berlari ke toilet terdekat.

Tidak lama kemudian, terdengar suara heboh. Bukan dari penonton yang menyoraki Bintang, tapi..

Devano berlari ke arah (Namakamu) dan Salsha sesekali menoleh belakang. Ia sedang di kejar fansnya.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang