Sweet Seventeen

2.6K 418 65
                                    

Maaf ya baru next habis meraton drama thailand HAHAHAHA

HAPPY READING

***

Dekorasi ruang di lantai lima restoran milik Iqbaal di rancang sedemikian rupa, dominan pada warna merah muda, idenya dari Rendi tentunya. Yang ulang tahun sudah berdiri manis di depan kue ulang tahun dengan lilin angka 17 yang menyala dan di sekitarnya juga sudah ramai oleh tamu, tentunya keluarga dan sahabatnya saja.

Mereka baru saja menyanyikan lagu selamat ulang tahun lalu dan dilanjutkan lagu tiup lilin.

'Fuhh!!'

Semuanya bertepuk tangan sambil bersorak, terdengar bunyi 'Piwit!' dari Devano yang juga meramaikan suasana. Memang sejak dulu kelakuannya begini, maklumi saja. Dinda hanya memutar bola matanya malas.

"Happy bithday anak bunda!" seru (Namakamu) lalu mengecup kening Aurora. Gadis itu tersenyum manis. Aurora malam ini tampak cantik dengan gaun selutut berwarna merah mudanua tentunya membuat Ganendra klepek klepek.

"Makasih bun."

"Happy Birthday." Iqbaal ikut mencium kening Aurora.

"Makasih yah."

"Pibesdei kak Rora," sahut Zaniel. Aurora mencubit pipinya gemas. "Makasih Niel."

"Jadi pengin cium," gumam Ganendra di sebelah Devano yang kini menoleh.

"Cium aja, paling pulang kepala kamu ilang." Ganendra bergidik, sadis.

"Cantik banget," decak Arsen. Ivana di sebelahnya kini mendelik, selalu saja memuji Aurora. Bahkan adiknya sendiri jarang ia bilang cantik.

Arsen yang sadar dengan gerak gerik Ivana kini menoleh. "Lo juga cantik kok," ujarnya sambil mengacak gemas rambut Ivana. Gadis itu melotot, kan rambutnya jadi berantakan.

Acara dilanjutkan dengan potong kue lalu dibagikan kepada semua hadirin.

"Biar Rora yang kasih ya bun kuenya," ujar Aurora ketika membawa dua piring kue yang sudah di potong, di tangannya.

"Mau bunda bantu?"

"Gak usah bun." Aurora tersenyum lalu memotong secuil kue dengan sendok dan menyuapi (Namakamu) terlebih dulu, yang menonton hanya bertepuk tangan.

"Makasih bunda selama ini udah jaga Rora sampai sekarang," ujar Aurora tersenyum. Ah, (Namakamu) terharu. Ia mengelus kepala Aurora dengan lembut. Gadis itu tersenyum lalu berbalik badan pada Iqbaal di sebelahnya lalu menyuapinya.

"Makasih ya yah, udah jadi ayah yang baik untuk Rora." Iqbaal mengangguk tersenyum.

"Potongan berikutnya buat gue," ujar Ganendra berharap.

Aurora kemudian juga menyuapi Zaniel, yang malah meminta lebih, jadinya dua suap. Mereka hanya tertawa dengan tingkah Zaniel.

"Rora juga mau suapin eyang." Aurora menggeser tubuhnya pada Digan yang berdiri di sebelah Iqbaal. Digan tersenyum lalu melahap suapan Aurora.

"Eyang doain Rora jadi anak yang pintar."

"Makasih eyang." Aurora kemudian lanjut menyuapi Carissa, Rendi dan juga Reyhan. Hingga satu potongan kue tadi sudah habis. Ganendra mendesah kecewa.

"Parah, pacarnya sendiri gak dapet." Ganendra berdecak.

"Lo pacaran sama Rora?" tanya Arsen kaget, di sebelah Ganendra. Ivana yang berdiri di sebelah Arsen ikut melotot. Apa ia tidak salah dengar? Seperti tersambar petir di siang bolong.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang