Maaf ya baru next :"
Follow second account dong
👇👇👇
meliyanajiaaMakasiii💙
***
Mendengar kabar dari Aldi bahwa Aurora kecelakaan terasa seperti terhempaskan ke angkasa dengan kecepatan tinggi. (Namakamu) panik setengah mati, ia melangkah cepat menuju UGD. Di sana ada Aldi yang tengah menunggu di luar. Sementara Ganendra, Arsen, dan Ivana pulang ke rumah dengam perintah Aldi.
"Kak Aldi!" (Namakamu) menghambur memeluk Aldi menyalurkan rasa khawatirnya.
"Tenang (Nam)."
(Namakamu) melepas pelukannya. Kedua pipinya dihiasi dua anak sungai. Aldi menyeka air matanya.
"Rora kenapa bisa kecelakaan?" tanya (Namakamu) sembari sesegukkan. Kepalanya terasa berat seperti di timpa batu besar.
"Gue denger dari anak anak, Rora di tabrak mobil di depan komplek tadi," ujar Aldi.
(Namakamu) memegang keningnya sendiri. Gimana bisa di tabrak mobil si depan komplek? Apa pengemudi tersebut tidak punya mata? Jalanannya sepi, bagaimana bisa sampai menabrak Aurora?
"Udah kabarin Iqbaal?" (Namakamu) membulatkan matanya, bahkan ia sampai lupa memberitahu Iqbaal. Dengan segera ia mengambil ponsel di sling bagnya lalu menghubungi Iqbaal.
"Mas!" sambungan terhubung.
"Kamu kenapa?" tanya Iqbaal di seberang mendengar suara (Namakamu) yang panik.
"Rora.. Rora kecelakaan," ujar (Namakamu).
"Kirim lokasinya sekarang!" Iqbaal tak kalah panik, ia langsung memutuskan sambungan begitu saja.
Setelah mengirim lokasi kepada Iqbaal, (Namakamu) hampir jatuh meringsut ke lantai tapi Aldi tahan.
"Rora pasti gapapa (Nam)," Aldi menuntun (Namakamu) ke kursi yang ada di lorong. Ia berusaha menenangkan (Namakamu). Aldi tidak tega melihatnya seperti ini.
Beberapa menit kemudian, Iqbaal sampai ke rumah sakit. Kantor Iqbaal tidak terlalu jauh dari sini di tambah Iqbaal mengebut di jalanan tadi. Ia langsung menghampiri (Namakamu) yang sedang bersama Aldi di sana.
"(Nam)!"
(Namakamu) menoleh dengan mata berkaca kaca pada Iqbaal. Ia langsung berdiri memeluknya.
"Mas.."
"Tenang (Nam)," padahal Iqbaal sendiri tidak tenang. Raut cemas di wajahnya tidak dapat di sembunyikan.
***
Untung saja Aurora tidak kenapa napa karena tadi segera di bawa ke rumah sakit. Jika tidak Aurora bisa kehilangan banyak darah. Kepalanya tadi menghantam batas trotoar dengan keras.
Aurora masih belum sadarkan diri. (Namakamu) setia duduk di sebelah ranjang. Iqbaal terus menenangkan (Namakamu) yang masih menangis.
"Rora bentar lagi pasti bangun (Nam), jangan nangis lagi." Iqbaal mengelus tangan (Namakamu).
(Namakamu) tidak menyangka apa yang ia tidak harapkan benar benar terjadi. Mimpinya memang pertanda buruk. (Namakamu) merutuki dirinya sendiri tidak bisa menjaga Aurora dengan baik baik.
Perlahan mata Aurora terbuka. Yang pertama ia lihat adalah Iqbaal dan (Namakamu).
Iqbaal yang menyadari pergerakkan Aurora langsung bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flat Daddy (Completed)
FanfictionSEQUEL KETUA OSIS KILLER BACA DULU, NANTI BINGUNG Apa jadinya punya suami berwajar datar? Senyum saja sulit rasanya.