Zaniel A.D.

3.4K 458 97
                                    

Makasii yang udah rekomen nama buat adik Rora:)

***

Enam bulan kemudian..

Aurora menangis sesegukkan di pelukan Dinda. Di dalam (Namakamu)  sedang mempertaruhkan nyawanya demi adik Aurora yang sedang berusaha melihat dunia. Iqbaal juga di dalam menemaninya.

"Rora, bunda gapapa kok, jangan nangis," ujar Dinda. Aurora tengah memeluk luga yang ia bawa, sebagai bantalannya untuk tidur. (Namakamu) melahirkan anaknya di malam hari.

Tidak hanya ada Dinda yang menemani Aurora di luar. Ramai, ada Salsha, Devano, Aldi dan juga Ganendra yang tadi kekeuh ingin ikut. 

"Rora jangan sedih." Ganendra duduk di sebelahnya.

"Bunda.." Aurora hanya menangisi (Namakamu). Ia tidak tega mendengar jeritan (Namakamu) di dalam sana.

Salsha menekuk lutut di depan Aurora. "Bunda gak bakal kenapa napa kok Ra."

Aurora tidak tau kenapa melahirkan bisa seseram itu. Apa dulu ia juga membuat (Namakamu) menjerit juga saat ingin melihat dunia?

Sebenarnya mereka hanya menenangkan Aurora, sedangkan mereka menahan cemas setengah mati juga.

***

(Namakamu) sudah berkeringat di dalam sana. Sementara Iqbaal duduk di belakang (Namakamu) agar ia bisa menyandari badan Iqbaal.

Tangan kekar Iqbaal melingkar memeluknya. Sementara Iqbaal menahan sakit ketika tangannya di cengkram kuat.

Sekali lagi (Namakamu) mendorong anaknya agar segera keluar. Akhirnya terdengar tangisan bayi yang membuat (Namakamu) menghela nafas lega. Iqbaal juga. 

"Anaknya laki laki, selamat ya."

(Namakamu) menyambut anaknya hingga ke gendongannya. Ia dan Iqbaal baru tau jika anaknya laki laki. (Namakamu) senyum terharu, matanya berkaca kaca, rasa lelahnya terbayarkan setelah melihat wajah anaknya.

Iqbaal ikut mengelus kepalanya.

(Namakamu) dan Iqbaal menitikkan air mata bahagianya. 

"Mas, mirip kamu."

***

Adik Aurora berada di gendongan Iqbaal yang duduk di tepi ranjang. (Namakamu) baru saja menyusuinya. Aurora masuk lalu menghambur memeluk (Namakamu) sembari menangis. Salsha, Dinda, Devano, Aldi dan Ganendra juga ikut masuk. Rasa cemas yang tadi menyelimuti mereka telah hilang, hanya ada rasa bahagia yang mereka rasakan.

"Bunda!!" (Namakamu) memeluk Aurora, mengelus punggungnya agar ia berhenti menangis.

"Rora kenapa nangis?"

"Bunda gapapa sayang, udah peluk bundanya, gamau liat adik Rora?" Aurora melepas pelukannya lalu menghapus air matanya.

Ia beralih menatap bayi yang Iqbaal gendong. Aurora menatap dengan sorot mata antusias, ia bahagia. Adiknya sudah lahir.

Iqbaal menatap Aurora lalu tersenyum. "Rora mau gendong?" Aurora mengangguk antusias. Iqbaal menyerahkan anaknya dengan hati hati.

Ganendra menatap gemas adiknya.

"Dev, kenapa?" tanya (Namakamu) kala melihat Devano menutup matanya.

Dinda, Salsha, Aldi dan Iqbaal lantas melihat ke arah Devano.

"Gak berani liat adik Rora," ujarnya.

"Apaan sih?" Dinda menyenggolnya.

Perlahan Devano membuka mata. "Ah! Tuh kan!"

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang