Fuckboy (Ekstra Part)

2.7K 312 82
                                    

Haii, ada yang kangen gue gak?😂

HAPPY READING

***

Hanya suara dentingan antara sendok, garpu dan piring yang terdengar di meja makan ini sebelum akhirnya Zaniel membuat sedikit kegaduhan. Zaniel sudah menginjak usia delapan tahun dan sudah duduk di kelas tiga SD. Ia tumbuh menjadi anak yang tampan seperti ayahnya. Sementara Aurora sekarang sudah menginjak semester terakhir, ia juga tumbuh menjadi gadis yang lebih cantik seperti bundanya.

Zaniel baru saja menyendoki nasi goreng Aurora, karena dipiringnya sudah habis, Zaniel suka masakan Iqbaal. Aurora melirik tajam padanya. Iqbaal pun melakukan hal yang sama. Sementara (Namakamu) terkekeh melihat tingkat anaknya itu.

"Enak yah," gumam Zaniel sembari menyendoki nasi goreng ke mulut lalu menyengir.

"Udah, udah, Zaniel masih pagi jangan makan banyak banyak," ujar (Namakamu).

Aurora mendengus kesal.

"Morning calon mertua!!" seru seseorang yang mendadak masuk ke rumah. Siapa lagi jika bukan Ganendra. Jika kalian bertanya kenapa Ganendra bisa masuk, tentu saja karena pintu rumah tidak dikunci, dan Ganendra sudah sering masuk tanpa izin seolah rumahnya juga. Tapi Iqbaal dan (Namakamu) tidak mempermasalahkannya.

"Pagi," balas Iqbaal datar.

"Pagi Ganen," timpal (Namakamu). Ganendra menyalimi Iqbaal dan (Namakamu) bergantian. Lalu ia hendak duduk di sisi meja yang berbeda. Saat melewati Aurora, Ganendra tak segan mencubit pipi gadis itu di depan Iqbaal dan (Namakamu). Aurora melirik sinis padanya sembari mengelus pipinya.

"Hai, adik ipar!" Ganendra mengacak rambut Zaniel saat melewatinya.

"Ih kak Ganen!! Kan berantakan!!" kesal Zaniel karena rambutnya berantakan ulah Ganendra.

"Rambut berantakan makin ganteng, Niel," kekeh Ganendra lalu mendaratkan bokongnya di kursi.

"Kalian berangkat ke kampus sepagi ini?" tanya Iqbaal dengan wajah datarnya.

"Iya om, mau ngerjain skripsi bareng," ujar Ganendra. Aurora yang sedang minum tersedak.

'Uhuk!'

Aurora melotot melihat Ganendra yang dengan wajah tak berdosanya berkata jujur. Karena Iqbaal meminta Aurora untuk menyelesaikan skripsinya sendiri.

Iqbaal kini menatap Aurora yang menggaruk tengkuknya. "Gapapa ya yah, dikit aja," tawar Aurora. Iqbaal mengangguk sembari menghela nafas.

"Oh bagus deh, yang bener nugasnya," celetuk (Namakamu).

"Iya dong camer," kekeh Ganendra.

"Ganen mau makan?" tawar (Namakamu).

"Mau.."

"Ganen ayo berangkat!" sela Aurora pada Ganendra yang baru saja menerima piring dari (Namakamu). Aurora beranjak sembari menyampirkan ransel ke sebelah pundaknya lalu menyalim Iqbaal dan (Namakamu) bergantian.

Aurora juga mencium pipi Zaniel setelah itu menarik tangan Ganendra keluar. Lelaki itu menekuk wajahnya, tampaknya tak rela jika tidak dapat makanan gratis.

"Ra, Ganen laper," ujar Ganendra setelah sampai di luar rumah.

"Ganen udah makan kan di rumah?" balas Aurora.

"Udah sih, tapi kan kapan lagi coba Ganen makan masakan camer secara gratis," timpalnya.

"Gratis mulu!" kesal Aurora. Ia meraih helm Ganendra yang menggantung di motornya lalu diberikannya pada Ganendra. Meminta lelaki itu agar segera berangkat.

Flat Daddy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang