Amare

Dua

Acara sertijab dan sumpah BEM resmi ditutup pada pukul empat sore. Sertijab yang dijadwalkan dimulai pada pukul satu siang terpaksa molor satu jam karena menunggu dekan yang tiba-tiba ada urusan mendesak ke rektoran. Sertijab dan sumpah BEM tidak mungkin dilaksanakan tanpa kehadiran dekan. Jadilah rundown acara yang sudah disusun sedemikian rupa dirombak kilat oleh panitia acara.

"Selamat ya, Kae atas jabatannya. Semoga amanah." Hari, koordinator Pengmas periode sebelumnya memberikan selamat pada Kaelyn lalu menjabat tangan gadis itu. Kaelyn menyambutnya dengan senyuman lebar.

"Makasih, Kak. Doain gue bisa amanah dan ngerjain semua prokernya sesuai target. Kedepannya gue mohon bimbingan lo kalau sewaktu-waktu gue kebingungan. Lo tahukan gue nggak ada pengalaman sama sekali di Pengmas," kata Kaelyn.

"Meskipun lo di PSDMO sebelumnya, gue yakin lo bisa menyesuaikan diri secepatnya sama Pengmas. Pengalaman lo jadi panitia Baksos dan S3 udah bisa jadi modal lo. Kalau ada apa-apa, hubungi gue aja. Gue nggak mungkin lepas tanggung jawab aja setelah nyaranin nama lo ke Haikal," kata Hari dengan terkekeh ringan. Kaelyn membulatkan mulutnya tidak percaya. Ternyata Hari adalah salah satu dalang yang membuatnya duduk di kursi koordinator Pengmas saat ini.

"Kak, lo yang nyaranin-"

"Iya nih, Kae. Hari resek ini yang ngebujuk Haikal supaya lo dijadiin koordinator Pengmas. Padahal gue udah susah payah mempersiapkan lo jadi koordinator PSDMO. Malah dicuri sama si kunyuk ini." Tiba-tiba Vivi, koordinator PSDMO periode sebelumnya-departemen dimana Kaelyn bernaung sebelumnya-menyela. Gadis itu menatap kesal pada Hari, yang tidak lain adalah kekasihnya sendiri.

"Cuma Kaelyn yang punya potensi untuk mimpin Pengmas selain Fitra. Kamu tahu anak-ku itu nggak mau lanjut di BEM lagi karena milih masuk UKM di universitas. Relain ya Kaelyn di Pengmas? Lagian di PSDMO nggak cuma Kaelyn bibit unggulnya, Tara tuh juga," tunjuk Hari pada Tara yang sedang berbincang dengan Haikal.

"Kamu beruntung karena aku masih punya Tara. Kalau nggak, mana mau aku lepasin Kaelyn buat kamu," cibir Vivi. Hari mengacak rambut Vivi gemas.

"Kak Hari sama kak Vivi malah pacaran. Nggak menghargai banget jomblo di depannya." Kaelyn pura-pura mencebik sedih, padahal dia suka melihat interaksi salah satu favorite couple di FKG ini. Mereka terlihat menggemaskan tapi tidak bucin.

"Makanya cari pacar dong, Kae. Perasaan sejak masuk BEM gue nggak pernah dengar lo punya pacar. Nggak laku apa gimana nih?" ledek Hari bercanda. Kaelyn cemberut mendengarnya.

"Kamu jangan salah, ya. Kaelyn jomblo gini, banyak yang naksir dia. Maba tahun kemarin aja ada yang ngasih surat cinta buat Kaelyn. Ya nggak, Kae?"

"Ish kak Vivi mah malah godain gue. Kejadian pas ospek tahun kemarin itu becanda tahu, Kak. Buat seru-seruan aja. Seandainya para maba nggak tahu Kakak pacarnya kak Hari, Kakak juga pasti dapat," elak Kaelyn. Padahal kejadian dia mendapat surat cinta saat ospek tahun kemarin itu bukanlah candaan semata. Saat itu para mahasiswa baru diwajibkan membuat surat cinta untuk kakak panitia. Kaelyn dapat beberapa, tapi tidak menyangka jika salah satu pengirimnya berniat serius menyatakan cinta dan memintanya menjadi pacar. Kaelyn ditembak ulang setelah ospek selesai oleh mahasiswa baru itu. Kaelyn yang memang tidak menyukai si mahasiswa baru itu menolaknya baik-baik. Tidak mungkin Kaelyn menerima begitu sajakan?

"Ngeles aja lo. Padahal gue liat lo ditembak di belakang aula sama tuh maba." Kaelyn seketika panik mendengar Vivi berbicara begitu santai. Kaelyn buru-buru meletakan telunjuknya di bibir, berharap seniornya itu menutup mulut.

"Sst jangan keras-keras, Kak. Gue nggak mau banyak yang tahu gimana kejadian sebenarnya," mohon Kaelyn. Kaelyn malas jika harus dijadikan bahan gosip sefakultas. Dia tidak mau viral karena gosip seperti itu. "Malas banget jadi bahan gibah satu FKG."