Ardian
Jangan lupa besok lo wajib datang.
Bawa banner yang gede biar gue semangat.
Kalau nggak, gue nggak jadi tampil.
Gue ngambek aja.
Mogok nyanyi.Chat bernada ancaman dari Ardian masuk Ke ponsel Kaelyn ketika Kaelyn baru saja selesai mandi. Kaelyn terkekeh kecil melihat kelakuan sahabatnya yang seperti anak kecil sedang merajuk.
Kaelyn
Nyinyir banget lo kayak nenek-nenek.
Awas aja kalau besok lo tampilnya jelek.
Gue tendang sampai afrika.
Biar di makan sama singa.Ardian sempat berpikir untuk mengundurkan diri dari festival seni karena hatinya yang masih tidak baik-baik saja. Ia merasa tidak bisa menyanyikan lagu orang lagi kasmaran itu dengan suasana hati yang buruk. Namun, Kaelyn dan kegigihannya tidak bisa diremehkan. Berulang kali ia membujuk serta meyakinkan Ardian bahwa laki-laki itu pasti bisa. Latihan keras selama ini juga akan sia-sia jika Ardian tidak jadi tampil. Akhirnya Ardian setuju dengan syarat Kaelyn harus hadir untuk memberinya semangat. Itu hal mudah bagi Kaelyn. Gadis itu langsung mengangguk setuju. Ia tidak mungkin melewatkan penampilan laki-laki yang ia suka, bukan?
Sedang asik melamun tentang Ardian, ponsel Kaelyn kembali berbunyi. Ada satu chat masuk lagi. Tapi, kali ini bukan dari Ardian. Dari Aero.
Aero
Babe, besok jam berapa ke kampus?Kaelyn hampir saja lupa jika Aero akan ikut bersamanya menonton Ardian tampil besok. Laki-laki itu diundang sendiri oleh Ardian. Aero tampak bersemangat karena ini kali pertama ia menyaksikan festival seni di kampus mereka. Dua tahun belakang ia tidak berminat melihat acara begituan. Katanya karena tidak ada teman. Tiga sahabatnya tidak terlalu suka festival seni dan enggan diajak walau hanya sekedar melihat-lihat. Kalau festival makanan, mereka pasti langsung serbu. Tahu kan sekarang di balik wajah tampan mereka tersimpan perut karet?
Tapi tahun ini berbeda bagi Aero. Ia akan datang ke festival seni bersama kekasihnya, dan juga karena ia diundang khusus oleh salah satu orang yang akan tampil.
Kaelyn
Jam satu aja.
Ardian dapat giliran jam tiga.***
Aero tiba di rumah Kaelyn pukul setengah satu. Ia sengaja datang sedikit lebih cepat agar bisa makan siang dulu bersama Kaelyn. Aero sudah berpesan agar Kaelyn jangan makan siang dulu di rumah.
"Senin sampai minggu, kencan terus," ledek Barra setengah iri saat melihat Aero duduk anteng di sofa ruang tamu. Melihat adiknya yang sering diapeli oleh sang kekasih, membuat jiwa jomblo Barra memberontak iri. Ia juga ingin melakukan hal yang sama. Apel ke rumah Shena tentunya. Namun sayang, hubungan mereka masih jalan di tempat karena Shena yang sulit untuk diraih. Jangan pertanyakan kemampuan Barra dalam memikat kaum hawa. Modal wajah tampannya sudah cukup membuat banyak wanita jatuh hati. Tidak beruntungnya Barra, Shena sama sekali tidak terpengaruh oleh wajah tampan itu.
"Senin sampai minggu, jomblo iri terus." Cakra menyahuti. Laki-laki paru bayah yang masih terlihat tampan itu cekikikan sendiri setelah meledek anak tengahnya. "Sabar aja, Ro, hadepin si jomblo ini. Akhir-akhir ini dia emang makin sering resah karena jadi satu-satunya jomblo di rumah ini."
"Ntar saya bantu Kak Barra supaya cepat dapat pacar, Om. Calonnya sih udah ada. Ya kan, Kak?" Aero menatap jahil pada Barra yang duduk di sampingnya.
"Gue mau ajuin undang-undang penghentian bully terhadap kaum jomblo ke DPR. Gue yakin tiap tahun kasusnya selalu naik dan perlu perhatian lebih dari pemerintah. Jomblo nggak kuat diginiin terus," kata Barra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amare
RomansaAmare (n.) A feeling of deep romantic or sexual attachment to someone. Cinta itu aneh. Kamu tidak tahu apa alasannya muncul atau menghilang. Kamu juga tidak bisa memilih akan jatuh cinta pada siapa. Semua yang dilakukan cinta padamu adalah kejutan y...