Kaelyn hendak membuka pintu mobil Aero ketika melihat seseorang yang ia kenal berjalan mendekat ke arahnya. Senyum Kaelyn mengembang saat orang itu melambai padanya.
"Tante." Kaelyn buru-buru mendekat dan menyalami Ghiana. "Tante kok bisa di sini?"
"Tante mau ketemu teman, salah satu dosen di sini. Weekend begini kok kamu masih di kampus, Kae?" tanya Ghiana balik.
"Lagi ada festival seni, Tan. Sahabat aku kebetulan ikut tampil."
"Oh," angguk Ghiana. "Terus, sekarang mau ke mana? Kamu sendirian aja?"
"Mau makan sama Aero, Tan," jawab Kaelyn sedikit ragu. Ia bisa melihat wajah keterkejutan dari Ghiana.
"A ... Aero di sini?"
Kaelyn mengangguk pelan. "Tante mau ketemu Aero? Mungkin kita bisa-"
Belum sempat Kaelyn menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Aero datang dan menyambar tangan Kaelyn begitu saja. "Kae, kita pergi sekarang."
"Bentar, Ro. Ada Mom kamu," tahan Kaelyn. Kaelyn menatap Ghiana yang wajahnya berubah sendu seketika.
"Pergi, Kae," paksa Aero tidak mau dibantah.
"Aero, jangan kasar sama Kaelyn," ujar Ghiana pelan.
"Mom jangan ikut campur. Untuk apa Mom di sini? Ngikutin aku?" tukas Aero.
"Nggak, Ro. Mom mau ketemu-"
Tanpa memberi Ghiana waktu untuk menjelaskan, Aero menyelutuk cepat. "Keliatannya Mom terlalu berusaha supaya bisa masuk ke dalam keluarga lagi. Nggak cukup Mom ngikutin Pop terus? Harus aku juga?"
Tidak hanya Ghiana yang bingung dengan perkataan Aero, Kaelyn juga. Apa maksud laki-laki itu?
"Mom nggak ngikutin Pop, Ro. Maksud kamu apa?" tanya Ghiana bingung.
"Jangan pikir aku nggak tahu apa-apa. Mom mungkin bisa bodohin Pop agar mau nerima Mom lagi, tapi aku enggak! Ayo, Kae."
Aero menarik tangan Kaelyn lalu menuju mobilnya. Sebelumnya ia sudah mengambil alih kunci mobil dari Kaelyn. Aero membuka pintu bagian penumpang lalu mendorong pelan agar Kaelyn masuk. Kaelyn sempat menahan Aero agar tetap tinggal saat melihat wajah pias Ghiana. Wanita itu sepertinya syok mendengar perkataan anaknya yang begitu tajam dan menyakitkan hati. Namun, Aero memaksa untuk tetap pergi.
"Ro, kita harus balik lagi. Mom kamu-"
"Kita nggak akan bahas tentang dia," kata Aero tajam. Laki-laki itu menggerakkan tuas persneling lalu menekan pedal gas. Maunya Aero melajukan dengan kencang mobilnya. Namun, keadaan lingkungan kampus yang lumayan ramai membuatnya harus menahan diri. Barulah setelah keluar dari gerbang universitas, ia bisa melajukan mobilnya lebih kencang.
"Kita nggak bisa tinggalin Tante Ghiana gitu aja. Dia ibu kamu, Ro." Kaelyn masih berusaha keras merubah pikiran Aero. Gadis itu khawatir dengan kondisi Ghiana saat ini.
"Berhenti bahas dia. Jangan sebut nama dia. Kamu ngerti nggak, sih?" bentak Aero membuat Kaelyn terkejut. Ini pertama kalinya Aero membentaknya.
"Ta ... tapi, Ro. Tante Ghiana keliatan terluka tadi. Kata-kata kamu jahat banget, pasti nusuk hatinya. Aku nggak mau kamu durhaka ke ibu kamu sendiri, Ro." Kaelyn berusaha meraih lengan Aero, berkata lembut berusaha memberi sedikit pengertian pada Aero.
"Aku nggak peduli! Perempuan itu pantas nerima sakit lebih dari ini!" teriak Aero. Emosinya sama sekali tidak stabil saat ini sehingga Aero memutuskan menepikan mobilnya di bahu jalan. Ia dan Kaelyn bisa celaka jika ia tetap nekat mengemudi dengan emosi kacau seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amare
RomanceAmare (n.) A feeling of deep romantic or sexual attachment to someone. Cinta itu aneh. Kamu tidak tahu apa alasannya muncul atau menghilang. Kamu juga tidak bisa memilih akan jatuh cinta pada siapa. Semua yang dilakukan cinta padamu adalah kejutan y...