Pertengkaran Kaelyn dan Aero berbuntut panjang hingga beberapa hari menjelang Baksos. Kaelyn yang sedang tidak baik kondisi hatinya, berusaha mengalihkan semua isi kepalanya ke Baksos. Ia ingin hanya fokus ke Baksos sehingga bisa melupakan apa yang terjadi antara dirinya dengan Aero. Berhasil, walaupun saat sedang beristirahat atau tidak memiliki kegiatan, ia akan kembali mengingat Aero. Tidak apa, setidaknya tidak seharian penuh ia terjebak dengan penyesalannya karena sudah menyakiti Aero.
Kaelyn tidak tahu berapa lama Aero butuh waktu hingga laki-laki itu mau kembali lagi padanya. Ia tidak punya nyali untuk bertanya. Lagipula, Aero sedang ujian akhir semester minggu ini. Ia tidak ingin mengganggu konsentrasi Aero. Biarlah Aero fokus pada ujiannya terlebih dahulu. Setelah itu, jika Aero masih bertahan dengan keputusannya, Kaelyn yang akan berusaha agar Aero kembali seperti semula.
"Kae."
Kaelyn tersentak saat ibunya masuk ke dalam kamar. Gadis itu baru saja bangun dari tidur siangnya lalu melamun tentang Aero, lagi.
"Baru bangun?" Kaelyn mengangguk. Ia mengucek matanya yang masih terbuka setengah.
Aletta duduk di samping Kaelyn, lalu merapikan rambut anak bungsunya yang berantakan dengan jemarinya. Dengan telaten Aletta menyanggul rambut panjang nan tebal itu.
"Sejam lagi kamu berangkat ke bandara, ya. Bunda udah minta tolong sama Ardian buat nemenin kamu. Ayah sama Barra nggak bisa, mereka ada kerjaan."
"Bandara?" tanya Kaelyn linglung.
"Iya. Jemput Milky." Kaelyn menepuk dahinya pelan. Astaga, ia lupa jika sepupunya itu akan menghabiskan libur akhir tahun di sini. Padahal Milky sudah mengingatkannya berulang kali.
"Kae lupa, Bun," ringis Kaelyn. "Kae siap-siap sekarang, deh. Ntar Milky ngamuk kalau Kae telat nyampe bandaranya."
***
Kaelyn dan Ardian sudah sampai di bandara. Mereka sedang menunggu Milky yang pesawatnya baru saja landing. Kaelyn sudah mengirimkan pesan pada Milky bahwa ia menunggu di salah satu cafe yang tidak jauh dari pintu kedatangan luar negeri.
"Gue baru tahu kalau lo punya sepupu yang tinggal di NY," kata Ardian seraya menyeruput kopinya.
"Buat apa gue ceritain sepupu gue ke lo? Lo kan ganjen. Males banget kalau sampe dia lo gebet," cibir Kaelyn.
"Kalau takut kalah saing bilang aja. Dia lebih cantik, ya, dari lo?" Ardian menunjuk Kaelyn dengan sedotan yang ia keluarkan dari gelas plastik kopinya.
"Nyebelin banget, sih!" Kaelyn mencubit kecil pinggang Ardian. Kebiasaannya jika ia kesal tapi tidak bisa membalas perkatan Ardian.
"Cubitan maut lo tetap dahsyat. Udah lama gue nggak ngerasain cubitan lo," ringis Ardian. Kaelyn terdiam mendengarnya. Benar juga, ia sudah jarang menghabiskan waktu dengan Ardian sejak berpacaran dengan Aero. "Sepupu lo nggak pernah pulang ke Indo, ya? Gue kayaknya nggak pernah liat dia deh di rumah lo."
Kaelyn tersadar dari lamunannya. "Per ... pernah, tapi selalu ke rumah Oma. Tiap lebaran mereka sekelurga pulang, kok."
"Hm, pantes aja."
Tidak lama kemudian, Kaelyn menerima pesan dari Milky.
Milky
Kae, gue udah di depan pintu kedatangan luar negeri.
Gue bingung mau nyari lo.
Susulin gue ke sini, dong."Yan, sepupu gue udah di depan pintu kedatangan luar negeri. Kita susulin dia ke sana," ajak Kaelyn. Ardian mengangguk lalu menyeruput panjang sisa kopinya.
Kaelyn menyipitkan matanya begitu mendekati pintu kedatangan luar negeri. Matanya mencari di mana keberadaan sepupunya saat ini.
"Itu bukan orangnya?" Ardian menunjuk seorang gadis yang memegang koper dengan satu tangannya, sedangkan tangan yang lain memegang ponsel. Kaelyn menatap sebentar gadis yang dimaksud Ardian sebelum mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amare
عاطفيةAmare (n.) A feeling of deep romantic or sexual attachment to someone. Cinta itu aneh. Kamu tidak tahu apa alasannya muncul atau menghilang. Kamu juga tidak bisa memilih akan jatuh cinta pada siapa. Semua yang dilakukan cinta padamu adalah kejutan y...