Dua Puluh

390 34 0
                                    

Kaelyn tersenyum senang begitu mendengar MC mengatakan kegiatan S3 resmi berakhir tepat pada pukul dua belas siang. Rona bahagia juga terlihat dari wajah panitia lainnya. Akhirnya perjuangan mereka selama dua bulan berakhir dan sukses besar. Kegiatan mereka secara keseluruhan berjalan lancar meskipun ada sedikit kendala yang dapat segera diatasi dengan baik.

Kaelyn sebagai pengganti Revan, mewakili seluruh panitia memberikan kenang-kenangan pada pihak sekolah berupa plakat serta sertifikat. Setelah acara penutupan formal berakhir, dilanjutkan memberi bingkisan kepada seluruh siswa SD yang berpartisipasi dalam kegiatan mereka. Kebahagiaan ternyata bukan hanya milik para panitia, tetapi seluruh siswa SD yang senang mengikuti kegiatan S3 serta diberi bingkisan.

"Selamat ya kalian. Acaranya sukses." Ucapan selamat mereka dapatkan dari wakil dekan 3 FKG dan wakil dekan 3 FEB yang hadir pada saat itu sebagai pengawas. Setiap kegiatan BEM diwajibkan mendapat pengawasan secara langsung dari dosen di hari H.

"Terima kasih Pak, Dok," balas Kaelyn, Aero, dan Haikal. Mereka menyalami dua pejabat di fakultas mereka tersebut. Ketiga orang tersebut dipanggil oleh wakil dekan 3 mereka setelah pemberian bingkisan berakhir.

"Semoga tahun depan kerjasama FKG dan FEB tetap terjalin. Saya sangat mendukung kegiatan kalian ini," kata wakil dekan 3 FEB.

"Iya, Pak. Saya juga. Mereka bisa saling bertukar ide dan lebih kreatif lagi," tambah wakil dekan FKG.

"Kegiatan S3 gabungan ini akan kami amanatkan ke BEM periode selanjutnya saat sidang umum nanti, Pak, Dok. Saya dan Aero sudah sepakat bahwa kegiatan ini sangat bagus bagi kita," tanggap Haikal. Haikal dapat melihat peluang yang bagus di kegiatan gabungan mereka ini. Memberi manfaat bagi masing-masing fakultas.

"Ya ya. Kalau begitu kami permisi dulu. Sampaikan juga selamat pada Revan. Semoga dia cepat sembuh." Kedua wakil dekan 3 tersebut undur diri duluan. Katanya mereka masih ada agenda selanjutnya.

"You both did a good job!" Haikal menepuk bahu Aero dan Kaelyn bangga. Laki-laki bermata sipit itu tersenyum lebar.

"Kita semua, bukan cuma gue dan Aero. Lo sama panitia yang lain juga banyak bantu, Kal," sanggah Kaelyn tidak setuju. Bagi Kaelyn, kesuksesan S3 adalah kesuksesan mereka bersama. Bukan hanya dia, Aero, ataupun Revan. Mereka sukses karena team work yang hebat.

"Tapi semua ini berasal dari isi kepala kalian berdua."

"Revan bisa ngamuk kalau lo nggak nyebutin nama dia juga," kekeh Aero.

"Nggak bakal tahu dia. Lagi rebahan santuy gitu di rumah sakit. So, makan-makan dimana kita siang ini?" Haikal merangkul Kaelyn dan Aero bersamaan. Alisnya bergerak naik-turun jahil.

"Makan-makan?" tanya Aero bingung. Pasalnya jadwal selanjutnya adalah pulang. Tidak ada makan bersama atau apapun. Konsumsi panitia sudah dibagikan tadi dan panitia bisa langsung pulang setelah pembagian bingkisan selesai. Mereka akan mengadakan rapat evalusi pada hari selasa sore, tidak langsung setelah kegiatan. Evaluasi tidak akan berjalan dengan efektif jika dilaksanakan sekarang karena rata-rata panitia pasti lelah. Yang mereka butuhkan adalah istirahat.

"Ngerayain kesuksesan kerja sama kitalah. Lo, gue, sama Kaelyn. Kalau mau ajak yang lain juga boleh. Yang penting gue ditraktir sama kalian."

"Seenak perut lo aja." Aero menoyor kepala Haikal. Haikal melepaskan rangkulan tangannya lalu mengelus bagian kepalanya yang ditoyor Aero. "Bayar sendiri."

"Pelit. Percuma kaya raya," cibir Haikal merajuk. "Kita makan berdua aja, Kae. Nggak usah aja si pelit ini."

"Gue kayaknya nggak bisa ikut, guys. Gue ada janji," ringis Kaelyn. Ia berjanji pada Elisa untuk menemani gadis itu mencari hadiah pernikahan kedua orangtua Elisa yang akan diadakan nanti malam. Elisa sudah diperjalan menjemputnya. Sebentar lagi Elisa sampai.

AmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang