Sesuai janji Kaelyn pada Aerilyn, sore ini ia akan menemui Aerilyn di rumah keluarga Alger. Kaelyn keluar kelas pukul tiga lewat lima menit. Ia tadi sudah menerima pesan dari Aero bahwa laki-laki itu sudah menunggunya di parkiran FKG.
"Gue duluan ya, Lis. Mau pergi sama Aero," pamit Kaelyn pada sahabatnya.
"Seneng banget gue liat lo makin lengket sama Aero. Langgeng terus ya kalian berdua." Kaelyn hanya membalas dengan senyuman. Tidak mau berkomentar apapun karena sampai saat ini ia masih belum yakin dengan hubungannya bersama Aero.
Kaelyn melihat Aero sedang berbincang dengan Haikal di parkiran. Laki-laki itu menyandarkan tubuhnya di badan mobil. Tangannya dilipat di dada.
"Hai, Babe." Aero menyadari dengan cepat keberadaan Kaelyn di dekatnya. Ia menegakkan tubuhnya lalu mengelus pelan puncak kepala Kaelyn.
"Masih weekday tapi udah kencan aja. Pasangan baru emang gitu ya. Bawaannya nempel mulu," goda Haikal. "Mana panggilannya mesra banget lagi."
"Iri bilang bos," cibir Kaelyn.
"Kami mau ke rumah gue. Aerilyn kangen sama Kaelyn katanya," jelas Aero.
"Gercep sekali pergerakan nona Kaelyn. Udah sampe ngambil hati adek ipar. Keren!" seru Haikal heboh. "Restu mertua gimana, Kae? Udah dikantongi?"
"Gue tahu lo maksudnya ngeledek gue. Sana deh lo. Cari pacar biar nggak gangguin orang lain mulu," usir Kaelyn. Haikal tertawa senang karena berhasil membuat Kaelyn kesal.
"Gue duluan deh. Bye lovebirds." Haikal melambai sekilas sebelum beranjak menuju parkiran motor yang berada di sebelah parkiran mobil.
"Yuk." Aero membuka pintu mobilnya lalu mempersilahkan Kaelyn untuk masuk. Membukakan pintu mobil untuk orang terkasih bagi Aero adalah sebuah manner, tanda ia menghargai orang tersebut.
Sebelum melajukan mobilnya, Aero memastikan Kaelyn sudah memasang seat belt dengan benar. Keamanan saat berkendara sangat penting. Kita tidak tahu apa saja yang akan terjadi nantinya di jalanan.
Ketika Aero hendak melajukan mobilnya, ponselnya yang berada di laci di depan tuas persneling berbunyi nyaring. Aero yang fokus menyetir meminta Kaelyn untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Tolong angkat, Babe. Loudspeaker aja," kata Aero. "Oh ya, siapa yang nelepon?"
"Selina," kata Kaelyn. Ia menyentuh simbol loudspeaker setelah mengangkat panggilan tersebut."
"Halo, Ro," sapa suara diseberang sana. "Lo masih di kampus nggak?"
"Lagi di FKG. Kenapa, Sel?"
"Gue lupa masih ada surat yang harus lo tanda tangan. Bisa ke perpustakaan bentar?"
"Oke. Gue otw perpus."
"Thank you, Ro." Sambungan telepon kemudian terputus.
"Babe, kita ke FEB bentar ya? Aku harus tanda tangan surat," pinta Aero. Kaelyn mengangguk setuju. Toh mereka juga sedang tidak terburu-buru.
Aero tersenyum lalu mengelus puncak kepala Kaelyn. "Makasih."
***
Kaelyn memaksa menunggu Aero di depan perpustakaan saja. Ia tidak nyaman ikut masuk ke dalam. Nanti ia malah dikira terlalu protektif karena membututi pacar yang sedang bekerja.
Awalnya Aero tidak setuju. Ia khawatir meninggalkan Kaelyn sendirian. Namun Kaelyn berulang kali meyakinkan Aero hingga laki-laki itu terpaksa mengangguk setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amare
RomantikAmare (n.) A feeling of deep romantic or sexual attachment to someone. Cinta itu aneh. Kamu tidak tahu apa alasannya muncul atau menghilang. Kamu juga tidak bisa memilih akan jatuh cinta pada siapa. Semua yang dilakukan cinta padamu adalah kejutan y...