Dua Puluh Tiga

321 26 2
                                    

Setiap tahun, Kaelyn selalu mendapat kejutan pada jam dua belas malam tepat di hari ulang tahunnya. Keluarganya dan keluarga Ardian selalu mengadakan surprise kecil-kecillan meskipun tidak lagi terasa kejutan karena selalu dilakukan tiap tahunnya. Terkadang Elisa juga ikut merayakan jika gadis itu bisa. Meskipun rutinitas tiap tahun, Kaelyn tetap senang setiap dibangunkan pukul dua belas malam pada tanggal enam oktober. Bukan kejutannya yang ia sukai, namun kepedulian anggota keluarganya yang tidak pernah berubah meskipun tahun terus berlalu.

Ulang tahun Kaelyn yang ke-dua puluh tahun ini dirayakan seperti biasa. Semua orang sudah sibuk mempersiapkan kue, hadiah, balon, buket bunga, serta confetti untuk meramaikan suasana. Bedanya kali ini ada anggota tambahan dan ada yang tidak bisa hadir. Aero alias kekasih Kaelyn yang diundang langsung oleh Cakra adalah anggota tambahan tahun ini dan mungkin juga untuk tahun-tahun ke depannya, tergantung umur hubungan Aero dan Kaelyn. Cakra sempat berbincang sebentar dengan Aero dua hari yang lalu saat Aero menunggu Kaelyn yang masih bersiap-siap. Laki-laki paruh baya itu juga meminta nomor ponsel Aero agar lebih mudah menghubungi kekasih anaknya itu. Aero tentunya senang diikut sertakan di acara keluarga kekasihnya. Sedangkan kedua orangtua Ardian tidak bisa hadir karena sedang di luar kota dan adik Ardian ada kegiatan di sekolahnya.

"Orangtua kamu masih di luar kota, Yan?" tanya Cakra yang sibuk memompa balon dengan pompa kecil. Cakra lebih pintar dari pada Barra yang meniup balon secara manual.

"Masih, Om. Papa sama Mama minta maaf nggak bisa ikut ngerayain kayak biasanya. Katanya sih bakal ngirimin kado untuk Kaelyn," jawab Ardian.

"Kirimin doa aja udah cukup. Tapi kalau ada kado, Kaelyn pasti seneng banget sih," kata Cakra jenaka.

"Lis, pacarnya Kae jadi datang nggak? Udah jam setengah dua belas nih," tanya Barra. Wajahnya memerah karena meniup balon yang entah sudah berapa buah. Ia jadi ngos-ngosan.

Semua orang minus Aero sudah berkumpul sejak setengah jam yang lalu di ruang keluarga rumah keluarga Byakta. Mereka sengaja mempersiapkan semuanya disana agar tidak mengganggu Kaelyn yang mungkin sudah tertidur di kamarnya yang ada di lantai dua.

"Lagi di jalan, Kak. Palingan bentar lagi nyampe."

Lima menit kemudian, bapak satpam muncul dengan mengantar Aero menuju ruang keluarga. Aero tampak kesusahan membawa kotak kado berwarna merah muda yang lumayan besar di tangannya.

 Aero tampak kesusahan membawa kotak kado berwarna merah muda yang lumayan besar di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Source: google)

"Telat karena susah bawanya ya, Ro?" goda Barra. Semua anggota keluarga Byakta sudah mengenal laki-laki yang hampir setiap hari menjemput Kaelyn itu.

"Ada perlu bentar tadi, Kak. Gue bantu apa nih?" Aero meletakkan hadiahnya disamping sofa bersama tumpukan hadiah yang lain, lalu mendekati Barra. Totalnya ada enam kotak hadiah disana.

"Udah kelar semua sih. Lo pegang confetti ya." Barra hendak memberikan dua buah confetii pada Aero namun tangannya malah ditampar sang ibu.

AmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang