Empat

690 53 0
                                    

Haikal
Kae, kita ketemu di Miana jam dua ya. Gue mau menghadap WD 3 dulu.
Teman gue juga ada keperluan sebentar setelah zuhur katanya.

Kaelyn
Oke. Gue cuma ajak Genta aja, ya. Anggota yang lain lagi ada kegiatan.

Haikal
Siap. Jangan lupa bawa hasil diskusi kita semalam.

Libur panjang semester genap sudah berakhir. Saatnya kembali ke perkuliahan dan kegiatan organisasi yang padat. Baru hari pertama masuk kuliah, Haikal sudah mengajaknya bertemu dengan BEM FEB membahas kerja sama mereka. Kaelyn menyimpan ponselnya ke dalam tote bag. Hari ini ia hanya mengikuti satu kuliah pengantar pada pukul sepuluh. Harusnya ada skill lab jam satu siang nanti, tapi instruktur lab berhalangan hadir karena ada jadwal di rumah sakit. Jadilah jadwalnya hari ini sudah selesai.

"Gen." Kaelyn memanggil Genta yang sedang merapikan proyektor dan layarnya yang tadi digunakan ketika kuliah pengantar. Laki-laki itu kebagian jadwal piket mengurus peralatan untuk perkuliahan hari ini bersama satu orang temannya.

"Ya, Kae." Genta berhenti menggulung kabel lalu menatap gadis yang lebih pendek darinya itu. Kaelyn sudah berdiri di hadapan Genta.

"Kata Haikal rapatnya jadi jam dua di Miana. Nggak jadi jam satu, Haikal mau ketemu WD 3 dulu," kata Kaelyn.

Genta melihat jam tangan di tangan kanannya. Masih pukul dua belas lewat sepuluh menit. "Oke. Lo jadi mau kesana bareng gue?"

"Jadi. Males naik ojol," cengir Kaelyn. Genta tersenyum melihat tingkah lucu teman sekaligus atasannya di BEM ini.

"Oke deh. Gue nunggu di kantin Bude. Chat aja ntar kalau udah mau berangkat."

Kaelyn mengangguk seraya mengacungkan jempolnya. "Sip. Gue duluan ya, Gen."

Kaelyn beranjak menyusul Elisa yang sudah menunggunya di depan kelas. Mereka mau makan siang di salah satu restoran sushi yang sedang ada promo hari ini.

"Buruan pesan taksi online-nya. Gue udah lapar," desak Elisa ketika Kaelyn sudah berdiri disebelahnya.

"Kenapa nggak lo aja yang mesan coba?"

"Takutnya lo lama ngobrol sama Genta. Ntar driver-nya udah datang, lo masih ngobrol."

"Lokan tahu gue cuma ngasih tahu jam berapa rapat ke Genta. Apa yang bikin lama coba?"

"Siapa tahu Genta mau modus dulu ke lo." Elisa mendapat pukulan ringan di lengan atasnya dari Kaelyn. Kaelyn melotot tidak suka pada mulut nyablak sahabatnya itu.

"Lo jangan bikin gosip ya. Lagi rame gini, mulutnya malah nggak bisa dikontrol."

"Hehehe maaf tuan putri."

***

Kaelyn melihat gusar pada jam tangannya yang sudah menunjukan pukul dua tepat. Sesekali ia bergerak gelisah, menatap ban motor Genta yang sedang di tambal, lalu jam tangannya.

Tadi mereka sudah berangkat dari kampus pukul dua kurang lima belas menit menuju Miana. Miana merupakan coffee shop milik salah satu alumni FKG. Miana sering dijadikan tempat mengerjakan tugas atau hanya sekedar nongkrong oleh para mahasiswa. Ketika sudah setengah jalan dilalui, motor Genta tiba-tiba berjalan tidak stabil. Laki-laki itu segera menepikan motornya, mengecek apa yang bermasalah. Ternyata ada paku yang menancap di ban depannya. Terpaksa mereka harus mencari tempat tambal ban terdekat.

"Lo duluan aja ke Miana, Kae. Gue nanti nyusul setelah bannya ditambal." Genta menyadari kegelisahan Kaelyn yang sedang duduk di kursi kayu. Ia tahu Kaelyn merupakan tipe orang yang datang tepat waktu.

AmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang