Kaelyn memukul lengan Haikal berkali-kali menggunakan buku yang ia gulung. Kaelyn kesal karena laki-laki itu mengatur rapat dadakan seperti ini, mengacaukan semua rencana yang sudah ia susun.
"Aw! Sakit, Kae," ringis Haikal, berusaha menghindar dari pukulan brutal Kaelyn. Laki-laki bermata sipit itu mengelak berkali-kali tapi tetap saja kena serangan kekesalan Kaelyn.
"Bodo amat. Kesel gue sama lo, Kal. Seenak jidat jadwalin rapat hari ini. Tidur cantik gue gagal karena lo. Haikal nyebelin!"
Suara gulungan buku dan lengan Haikal yang beradu terdengar keras membuat beberapa orang yang berada di ruang BEM menatap kasihan pada gubernur BEM mereka yang disiksa oleh bawahannya. Tapi tidak ada yang berani melerai karena tidak mau jadi sasaran kekesalan Kaelyn juga.
"Kalian kenapa diam aja? Bantu gue," kesal Haikal melihat anggotanya hanya menjadi penonton. Mereka tidak lihat apa ia sudah teraniaya seperti ini?
"Nggak mau. Takut jadi sasaran Kaelyn juga. Cewek lagi PMS itu nyeremin parah," jawab Genta santai yang diangguki oleh lainnya. Haikal mengerang kesal sekaligus kesakitan.
"Assalamualaikum." Sapaan dari luar membuat semua orang menoleh ke arah pintu, termasuk Kaelyn yang berhenti memukul Haikal. Haikal memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur dan melihat siapa yang datang.
"Aero my bro!" sapa Haikal pada Aero lalu menyapa beberapa orang yang datang bersama Aero. "Ayo masuk. Sorry ya kalau ruangannya nggak terlalu besar."
Ternyata yang datang adalah BEM FEB yang ikut rapat dengan mereka hari ini. Ya, rapat kali ini menindak lanjuti kesepakatan yang telah mereka buat sebelumnya.
"Kenalan dulu. Ini Kaelyn, koordinator Pengmas gue. Dibelakangnya itu Genta, Susan, Liana, sama Jefri anggota Pengmas," kata Haikal memperkenalkan mereka. Kaelyn dan yang lainnya menyalami orang-orang dari BEM FEB, termasuk Aero.
"Cakep banget gubernurnya, Gen. Bule gitu," puji Susan lirih pada Genta yang berada disebelahnya. Genta mendengkus melihat temannya yang berbinar seketika melihat laki-laki tampan. Ia tahu FKG kekurangan stok laki-laki untuk cuci mata, tapi tidak berlebihan seperti itu juga.
"Jaga tuh mata, jangan sampai copot."
"Genta ih!"
"Hus, jangan rusuh," tegur Kaelyn. Susan buru-buru berdiri tegap lalu memasang cengirannya.
"Ampun bu Bos."
"Ayo duduk. Lesehan nggak papa ya?" tanya Haikal dengan candaan ringan.
"Anggota gue udah biasa diajak susah kok. Lo tenang aja," balas Aero dengan candaan juga. Tawa menguar dari kedua mulut laki-laki itu. Mereka semua duduk melingkar di atas karpet berbulu yang dibentang di tengah ruang BEM. Karpet ini sengaja disediakan untuk bersantai atau acara non-formal maupun semi formal.
"Kayaknya nggak perlu pembukaan kayak rapat formal gitu ya. Kita nyantai aja ngomongin prokernya. Kepala gue udah sakit kalau harus formal-formal gitu," buka Haikal. Semua mengangguk setuju. Mereka semua sudah cukup lelah dengan jadwal perkuliahan.
"Nggak ngopi cantik nih sekalian?" kelakar yang lain. Haikal tertawa namun diam-diam ia sudah memesan minuman serta beberapa cemilan untuk menemani mereka rapat pada kali ini. Hitung-hitung sogokan agar Kaelyn tidak kesal lagi padanya.
"Gue udah ngomongin soal yang kita bicarain beberapa waktu lalu sama Revan, koordinator Sospol gue. Revan juga udah rapat sama anggotanya dan mereka setuju. Menurut gue kita langsung aja bicarain teknis acaranya gimana, bagian kepanitian, sama urusan yang lain. Semakin cepat kita bahas ini, semakin cepat kita bisa mulai. Ya kan, Van?" Aero menoleh pada laki-laki yang duduk disebelahnya. Revan mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amare
RomanceAmare (n.) A feeling of deep romantic or sexual attachment to someone. Cinta itu aneh. Kamu tidak tahu apa alasannya muncul atau menghilang. Kamu juga tidak bisa memilih akan jatuh cinta pada siapa. Semua yang dilakukan cinta padamu adalah kejutan y...