Prolog

651K 19.3K 1K
                                    

"Mau cari yang gimana lagi toh Mbak? Nggak kepengen kamu kayak teman teman mu yang kemana-mana sudah bawa gandengan, gendong anaknya, diboncengke suaminya. Lha kamu? Masih aja sendiri. Lihat kan sekarang, mau ke kondangan aja nunggu bareng Ibu, coba kalau kamu ada suami udah pasti diboncengkan suami mu kayak Mayang tadi, sambil gendong anaknya." Omel Wati, Ibu Wulan yang jengah dan pusing meminta anaknya untuk segera menikah

"Aku lho besok nggak diboncengkan suami ku, wong suami ku aja kendaraannya stir bunder." Celetuk Wulan dengan asal

"Cari suami itu jangan dilihat kayanya Mbak, Ndak perlu kaya asalkan tanggung jawab dan tau agama, wes toh bakalan tentram rumah tangga mu."

"Bu lha kalau bisa dapat yang yang tanggung jawab, tau agama dan kaya. Kenapa nggak? Ibu berdoa saja, jodoh ku sudah dekat dan Insya Allah kalau Allah sudah mendengar doa kita pasti akan dikabulkan."

"Aamiin, aamiin akhirnya ibu ya yang kena ceramah dari kamu. Udah ayo berangkat keburu selesai, nggak bisa lihat mantennya nanti." Mereka pun berangkat ke kondangan teman sekolah Wulan sewaktu sekolah dasar dulu

-°-°-°-°-°-

"Bapak udah nggak tau lagi Nduk kasih tau kamu dengan cara apa, sudah tiga laki-laki yang menemui Bapak meminang mu, namun semua kamu tolak tanpa alasan yang kuat. Mau cari yang gimana lagi? Minggu kemarin Nak Haryo itu juga sudah berpangkat tapi kamu tolak juga, embuh bapak nyerah kasih tau kamu. Memang kamu tidak ingin melihat Bapak bahagia bisa gendong cucu Bapak, ngobrol dengan suami kamu, bahkan Bapak juga ingin mengajak suami kamu untuk berkebun ke kebun kita, kayak Pak Dhe mu itu akur sama menantunya." Kata Jati, Bapak dari Wulan yang selama ini hanya diam dan memperhatikan tingkah anaknya kini mengeluarkan suara hati nya berharap sang anak akan terbuka pikirannya

"Bapak jangan ngomong seperti itu, Wulan mau bikin Bapak bahagia. Wulan nggak bermaksud bikin Bapak dan Ibu sedih. Wulan janji, setelah ini Wulan akan manut sama Bapak sama Ibu, Wulan manut akan dinikahkan dengan siapa, kalau setelah ini ada yang melamar Wulan tidak akan menolak lagi, yang penting lelaki itu dapat dipercaya Bapak untuk menjadi suami Wulan, tapi Wulan mohon Bapak harus sehat selalu, jangan sakit-sakitan." Kata Wulan dengan berderai air mata berjongkok memegang kedua paha Bapaknya yang duduk di kursi ruang tamunya

Tanpa mereka sadari ada seorang lelaki dewasa yang mendengar kan percakapan mereka.

"Assalamualaikum Pak Jati, maaf kalau kedatangan Saya mendadak, dan maaf kalau ini terkesan mengejutkan Bapak Jati sekeluarga, namun saya ingin mengutarakan niat saya untuk meminang Dek Wulan, menjadi istri saya." Kata Darsa dengan lantang dan percaya diri membuat Jati sekeluarga terkejut dan terlebih Wulan, dia tidak menduga kalau yang datang melamarnya adalah seorang duda berumur hampir kepala empat, memiliki dua anak yang masih terbilang kecil-kecil dan salah satunya adalah muridnya disekolah.

-°-°-°-°-°-

Aku cicil dulu prolognya kali aja kalian tertarik buat baca, kalau banyak yang penasaran komen sebanyak-banyaknya, kali ini cerita aku akan sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Ini cerita bertema agegap, adult romance, dan duda series.

Semoga banyak yang suka, yuk komen sebanyak-banyaknya kalau penasaran dengan kelanjutannya. 😍

Istri Mas DarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang