"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
.
.
.-✍︎-
"Jangan sentuh adik ku!" teriak seorang remaja melihat adik perempuannya berdiri dengan mata yang ditutup oleh kain.
"Dasar iblis! Lepaskan saya!" ia mencoba terus memberontak karena dua pria dewasa mengukungnya.
"DASAR MANUSIA TIDAK PUNYA HATI!"
"DIAM!" bentak pria dengan setelan jas bewarna hitam rapi yang membawa sebuah pistol di genggamannya.
"Diam dan tonton saja!" kembali ia berucap dengan santai tetapi, disertai tatapan dan seringai jahat bak iblis.
Kembali pria itu menuntun tangannya kedepan. Mengarahkan pistol kearah gadis perempuan yang berumur delapan tahun itu. Rambut yang acak-acakan, baju yang sudah lusuh dan kotor. Gadis itu nampak sangat kacau. Tidak-tidak, gadis kecil itu memang sangat kacau.
"Jangan bunuh adikku! Bunuh saja diriku!" kata itu terucap di bibir remaja laki-laki yang masih dalam kukungan dua pria dewasa itu.
Seseorang yang membawa pistol itu kembali mengadahkan pandangannya kesamping. Geram dengan celotehannya.
"Bisa tidak kamu DIAM?! HAH?!" kembali ia membentaknya. Cukup sudah! Kupingnya terasa panas mendengar kata-kata tak berguna itu.
"Tolong jangan apa-apakan adikku! Ak-"
Dor!
Bunyi tembakan terdengar menggelegar di seluruh ruangan. Gadis yang mulanya berdiri itu perlahan tumbang. Jatuh ketanah tak kuat menopang dirinya.
"ZIRA!" teriak remaja laki-laki yang sudah mengeluarkan air matanya. Sang adik, harta benda satu-satunya yang amat berharga itu telah tiada.
Detik itu juga, dia akan hidup sebatang kara. Berdiri sendiri tanpa keluarga. Tanpa Ayah, Ibu atau adiknya.
"Aku akan membunuhmu dan keluargamu!"
-✍︎-
"Aku mencintaimu, tapi aku benci ayahmu! Ayahmu yang sudah membuat adikku meninggal."
"Uang di bayar dengan uang. Dan nyawa di bayar dengan nyawa! Are you ready honey??"
-✍︎-
"Bara..." panggilnya.
"Iya, Lara."
Tangan Lara perlahan naik menggapai jari-jemari Bara di wajahnya.
"Bara..." panggil gadis itu lagi, air matanya semakin jatuh tak terkontrol. Lara menggeleng lemah dan semakin ingin menangis.
Bara tersenyum tipis. "Kenapa, sayang?"
"Jangan pergi..." Lara terisak di antara derai air matanya.
-✍︎-
"Mungkin ini hukuman untuk aku, Ra."
"Hukuman dari Tuhan karena aku terlalu dendam dan egois mencintaimu dengan segala luka yang aku torehan dari tanganku sendiri hingga darahmu yang selalu menetes mengenai tanah."
"Dulu kamu yang merasakan pedihnya sayatan yang aku ciptakan, mungkin sekarang aku akan merasakan pedihnya melihat kamu bahagia dengan yang lain, Ra."
- ℬ𝒶𝓇𝒶ℒ𝒶𝓇𝒶 -
Jangan lupa vote dan comment ya🖤!
Yuk! Bantu promosi Baralara di sw, tiktok, atau sharing ke temen kalian!
Follow wattpad rynynovi (Bantu 1K pengikut di wattpad ya 🖤).
Follow ig @rynynovi, dm untuk follback ya 🖤.
CERITA BELUM DIREVISI!
MAAF, JIKA MASIH BERANTAKAN.
RATING 17+
HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!
PENUH DENGAN ADEGAN KEKERASAN!
DILARANG UNTUK DITIRU!*𝐝𝐨𝐧'𝐭 𝐜𝐨𝐩𝐚𝐬!/𝐝𝐢𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐢𝐩𝐥𝐚𝐤!
KAMU SEDANG MEMBACA
Baralara [END]
Teen Fiction"𝚈𝚘𝚞 𝙲𝚕𝚊𝚛𝚊 𝚁𝚊𝚒𝚗. 𝙾𝚗𝚕𝚢 𝚖𝚒𝚗𝚎, 𝙱𝚊𝚛𝚊 𝚇𝚊𝚟𝚒𝚎𝚛!" "𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂." ••• Lara hanyalah gadis lugu yang childish. Dia tidak pernah bermimpi a...