Chapter 44 : Arah Jam 10

2.1K 211 31
                                    

Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤

Pagi yang cerah, mentari bersinar dengan indahnya.

Mew menyeruput kopi hitam pekat yang tidak berisi gula. Terasa pahit memang, tapi dirinya terbiasa dengan kopi tanpa gula. Katanya supaya sehat. Karena Mew sangat peduli akan kesehatan.

Pagi itu Mew menikmati secangkir kopi di ruang tamu ditemani dengan gadget di tangan kanannya. Tampaknya Mew sedang membaca berita tentang hari ini.

Mew melihat jam tangannya, sudah pukul 09.10 pagi. 10 menit lagi Mew akan berangkat ke kantornya. Seperti biasa Mew disibukkan dengan aktivitasnya di kantor. Meeting, bertemu klien, dinas keluar kota bahkan keluar Negeri.

Mew sangat sibuk belakangan ini. Bahkan mengbari seseorang saja dia tidak bisa. Mungkin saja Mew bisa, tapi dia memilih untuk menghindar dulu.

Jujur saja hatinya masih merasa kecewa karena penolakan yang dia terima dari seseorang. Seseorang yang manis dan menggemaskan seperti kelinci. Senyumnya selalu terbayang dalam benak Mew. Jujur Mew sangat merindukan lelaki itu. Dia tidak lain adalah Win. Seorang lelaki Manis yang adalah matenya.

Mew menghindari telfon dan pesan dari Win. Setelah beberapa hari dia sampai di Pattaya, perasaan nya malah memburuk. Rasa kecewa itu semakin besar, namun rasa rindu juga sama besarnya. Jadi Mew memilih untuk menghindari Win, dari pada dia tersiksa dengan pikirannya sendiri. Makanya Mew fokus menjalani kesibukannya selama di Pattaya.

Saat Mew masih asik menyeruput kopi sambil menatap layar ponselnya.

Ting tong

Bel rumahnya berbunyi. Mew menghentikan aktifitasnya.

"Siapa pagi-pagi begini datang ke rumah? Harusnya dia telfon sekretaris ku dulu untuk membuat janji. " ucap Mew pada dirinya sendiri.

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Suara bel rumah Mew semakin cepat berbunyi.

"Ck! Iya-iya sebentar. Aku datang. Ck! Siapa sih pagi-pagi sudah mengganggu mood ku saja."

Mew dengan malas bangun dari sofa, cangkir kopi yang dia minum diletakkan di atas meja. Sedangkan ponselnya masih dia pegang di tangan kanannya.

Mew berjalan malas ke arah pintu, lalu membukanya.

Tidak ada siapa-siapa. Mew kebingungan membuka pintu. Dia melihat ke kanan dan ke kiri. Tidak ada siapa-siapa.

"Ck! Mana sih orang tadi. Kok gak ada? Masa hantu? Pagi-pagi sudah ada hantu? Ah gak mungkin. "

Mew malah berpikir ang aneh-aneh di pagi hari.

Baru saja Mew mau masuk ke dalam dan menutup pintu. Tiba-tiba ponselnya berdering.

Tring... Tring... Tring..

Mew langsung melihat ponselnya. Nomor baru. Nomor yang tidak Mew kenal.

Mew memincingkan matanya. Kenapa masih pagi dia sudah mengalami dua keanehan.

Mew berpikir sejenak. Dia tidak mau mengangkat telfonnya karena dirasa tidak penting. Itu nomor baru, bisa saja itu adalah orang jahat atau penipuan. Begitu pikir Mew.

Tapi ponselnya kembali berdering. Mew mulai berpikir, sepertinya ini adalah hal yang mendesak.

Mew lalu memutuskan untuk mengangkat telfonnya.

"Halo?"

"Hay Mate? How are you? "

DEG!

Mew terkejut mendengar suara orang yang ada di seberang telepon.

If I Was Yours [COMPLETED ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang