Chapter 49 : Bintang

2.3K 199 56
                                    

Sebelum aku lanjut cerita ini.  Aku mau minta maaf kepada kalian semua yang merasa gasuka dengan ff ku ini.

Mungkin dari kalian ada yg baper,  sampai benci dengan ff ini.  Bahkan sampai ngeblock aku.  Aku gpp kok 🙏

Cuma mau ngucapin makasi aja karena udah pernah menyempatkan diri untuk mampir dan membaca hasil dari kehaluanku ini.

Dan buat kalian yang masih bertahan untuk baca ff ini.  Thank you so much 🙏🙏😭😭😭

Tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa. 
Feedback kalian adalah semangat ku ❤

Yaudah yuk lanjut bacanya 💕

HappyReading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤

-Flashback-
BANGKOK
1 bulan lalu.

"Bright. "

panggil Gulf pada suaminya yang sedang meminum kopi sambil membaca koran di teras rumah.

"Hm."

Gumam Bright menjawab panggilan istrinya.

Gulf mendengus kesal.  Suaminya memang selalu begitu.  Cuek dan dingin.  Entah kenapa setelah pernikahannya dengan Bright.  Lelaki itu terlihat berbeda dan sikapnya berubah menjadi dingin.

Gulf berjalan mendekati tempat Bright duduk. Lalu Gulf ikut duduk di kursi rotan yang ada di samping Bright. 

"Bright.  Dengarkan aku sebentar. "

Gulf mengambil koran yang suaminya baca. Sehingga membuat Bright mendengus kesal, lalu menatap wajah istrinya. 

"Ada apa lagi?  Apa ada masalah?" tanya Bright.

"Bulan depan ulang tahun Kana yang ke 3. Kau ingatkan? " tanya Gulf.

"Tentu saja aku ingat.  Kenapa memangnya? "

"Kita mau merayakan ulang tahunnya dimana nanti?  Apa kau punya rencana?"

Bright menggeleng.  Seperti biasa,  Bright  memang selalu tidak peduli.  Bahkan dengan Kana saja Bright bersikap dingin.  Padahal Kana adalah anak kandungnya.  Gulf sering kesal dengan Bright karena bersikap dingin juga pada anak mereka.

"Ck!  Kalau begitu aku punya rencana. Aku ingin merayakan ulang tahunnya di Phang-Nga.  Bagaimana? "

Bright memincingkan matanya. 

"Phang-Nga?  Jauh sekali?  Kenapa harus kesana merayakan ulang tahun saja?  Rayakan di rumah saja seperti biasa. Untuk apa jauh-jauh kesana. "

Brigth terdengar menjengkelkan seperti biasanya. 

"Ck!" Gulf kembali berdecak.  Jawaban suaminya selalu saja membuat amarahnya terpancing. 

"Aku ingin merayakan di rumahku.  Sudah saatnya Kana mengetahui rumahku di Phang-Nga. "

"Hah?  Rumah?  Phang-Nga?  Sejak kapan kau memiliki rumah di Phang-Nga?  Bukankah kau dari Phuket? "

If I Was Yours [COMPLETED ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang