Chapter 02 : Garden Wedding Party [Revisi ✅]

6.8K 587 9
                                    

Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤

Hari pernikahan Pluem dan Neen  akhirnya tiba. Win menggenakan setelan jas berwarna hitam yang membuatnya semakin terlihat gagah. Tak lupa Win membawa hadiah untuk pengantin baru. 
Pesta pernikahan Pluem dan Neen sangat meriah. Tema pernikahan mereka adalah Wedding Garden Party .

Jadi pesta itu dirayakan di sebuah taman dengan hiasan berbagai macam bunga berwarna putih dan pink soft. Sangat natural dan elegant.

Plume dan Neen terlihat sangat bahagia, mereka berdansa di tengah-tengah para tamu undangan. Memamerkan kemesraan kepada semua orang yang ada di sana. Seolah mengatakan pada semua orang, bahwa mereka adalah pasangan yang tak akan pernah terpisahkan. 

Win sedikit risih melihatnya.Bagaimanapun, Win tidak bisa membohongi dirinya. Dia iri melihat setiap pasangan. Apalagi melihat pasangan yang baru menikah.

Win juga ingin merasakannya. Merasakan bagaimana dia bertemu dengan mate nya. Merasakan cinta dan dicintai. Merasakan diperhatikan, dan disayang.

Sayangnya Win bernasib sial. Sampai sekarang, dia belum juga bertemu dengan mate nya. Win bosan melihat pemandangan manis yang memuakkan. Plume yang berdansa dengan istrinya.
Khao yang juga ikut berdansa dengan JJ. Dan tentunya pasangan-pasangan lain yang juga tengah berdansa disana.

Win memilih pergi dari sana, lalu mencicipi makanan-makanan manis yang nampak menggiurkan di meja prasmanan. Saat Win mengambil wine di salah satu meja. Tiba-tiba seseorang  menabraknya dari belakang.

BRUKKKK…..

“Maaf aku tidak sengaja. Kau tidak apa-apa?”

Win tak menghiraukan lelaki yang tak sengaja menabraknya. Dia terlalu sibuk mengelap jasnya yang basah karena tumpahan wine.

“Tolong maafkan aku? Aku tidak sengaja.” ujar lelaki itu lagi.

Lelaki itu mengulurkan tangan dengan sapu tangan berwarna biru muda di tangannya.

“Sekali lagi maaf, ini sapu tangan untukmu. Maaf, jasmu jadi basah karenaku?” ujar pria bersalah.

Win masih sibuk mengusap jasnya, hingga tak sempat memerhatikan wajah pria yang memberinya sapu tangan.

“Tidak apa-apa, terimakasih sapu tangannya.” Win mengambil sapu tangan dari pria itu lalu ia gunakan untuk mengelap jasnya.

“Aku merasa tidak enak padamu, berikan saja nomor ponselmu. Biar aku bisa menghubungimu nanti. Aku akan mengganti rugi jasmu karena telah membuatnya basah.” tawar pria itu.

Namun belum sempat Win menjawab, ponsel pria itu berdering lagi. Pria itu mengangkat telfonnya dan seketika raut wajahnya berubah khawatir. Dengan cepat dia bangkit lalu pergi meninggalkan Win tanpa mengucapkan sepatah katapun.

“Tidak usa--. Sialan! Belum juga aku jawab malah kabur! Ah sialan! Jasku sangat basah. Sebaiknya aku pulang saja, lagi pula disini sangat membosankan!" gerutu Win.

Win pun memutuskan untuk pulang. Dia mengirim pesan pada Khaotung, mengabari kalau dia pulang duluan.

.

.

.

Win berjalan seorang diri menyusuri gelapnya malam di kota Bangkok. Sebelumnya dia berangkat dengan Khaotung dan JJ. Sedangkan sekarang dia harus berjalan sendiri, tidak ada taksi yang melintas.

Selangkah demi selangkah Win berjalan, menyusuri jalanan kota yang penuh dengan gedung-gedung menjulang tinggi. Sesekali Win menoleh ke belakang, berharap ada taksi yang lewat. Namun nihil, jalanan tetap sepi.

If I Was Yours [COMPLETED ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang