Chapter 33 : Andai Saja

2.5K 222 57
                                    

Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤

Bright mengerjapkan matanya.  Semalaman dia menangis,  bahkan tidak sadar dirinya sampai ketiduran. 

Tapi Bright ingat,  setelah kepergian Win.  Dia ditemani oleh Gulf di sisinya.  Namun saat Bright bangun.  Dirinya hanya sendiri saja diatas ranjang. 

Bright meregangkan tubuhnya,  matanya sembab akibat menangis semalaman.  Tubuhnya terasa lemas. 

Bright memaksakan dirinya untuk bangun.  Pertama yang dia lihat adalah ponselnya.  Hanya sekedar memastikan saja,  apakah ada pesan yang masuk.  Tentunya pesan dari Win.  Bright berharap Win hanya menggertak kemarin. Bright kira Win tidak akan pergi selamanya. Dan dia masih berharap bahwa kejadian kemarin hanyalah mimpi.

Sudah pukul 11.00. Bright terkejut melihat jam.  Karena dirinya bangun siang sekali.  Tapi dia heran kenapa rumahnya sepi.  Gulf kemana? 

Bright mencari ke semua sudut ruangan tapi tidak ada siapa-siapa.

Ck!  Bright berdecak. 

"Sialan!  Semuanya ninggalin aku!  Arrgggh!!! " teriak Bright kesal sambil mengacak-ngacak rambutnya. 

Win pergi,  sekarang Gulf juga tidak ada.  Apakah Bright harus hidup sendiri sekarang?  Bright benar-benar kacau. 

Setelah beberapa lama dia menangis di ruang tamu.  Bright akhirnya memilih untuk tidur di kamarnya.  Dia berjalan dengan sempoyongan seperti tidak ada tenaga dalam dirinya. 

Saat Bright masuk ke kamarnya,  tak sengaja dirinya melihat fotonya bersama dengan mantan kekasih.  Win Metawin.
 

Bright memandang foto itu dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bright memandang foto itu dalam.  Perlahan,  buliran air mata menetes dari pelupuk matanya.  Bright menangis mengingat kenangannya bersama Win.  Betapa bahagianya dia dulu.  Betapa bahagianya kehidupan dirinya dengan Win saat mereka masih bersama.  Canda, tawa, Cinta,  kasih sayang.  Hidup mereka dipenuhi dengan segalanya.  Terasa sangat sempurna. 

Tapi kini semuanya hancur.  bright terlalu bodoh.  Dia tidak bisa tegas pada dirinya sendiri.  Dia bingung, harus memilih siapa.  Dan akhirnya,  orang yang sangat dia cintai.  Kini benar-benar pergi dari hidupnya.  Bright menangis. Dia mengambil foto itu, lalu membawanya ke dalam pelukannya.  Bright menangis sambil memeluk foto dirinya dengan Win.  Dirinya mengurung diri di dalam kamar.  Bright mengutuk dirinya sendiri,  rasanya hidup ini sangat sesak tanpa adanya Win di sisinya.  Kini semua hanya kenangan.  Bright harus kemana mencari Win.  Bright hanya bisa menangis,  menyesali perbuatannya.

Seharusnya dirinya menahan Win kemarin.  Seharusnya dia bisa menerima kebohongan Win.  Karena dirinya juga sama berbohong pada Win sebelumnya.  Berbohong tentang pertemuannya dengan Gulf.  Harusnya Win ada disini sekarang.  Andai saja Bright bisa tegas pada dirinya,  andai saja.  Bright hanya bisa menyesal dan menangis sepanjang waktu.  Mengurung diri di kamar sambil memeluk foto kenangan mereka. 

If I Was Yours [COMPLETED ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang